Banjir Rob

BMKG Cilacap Peringatkan Potensi Rob di Pesisir Selatan Jawa Pada 12-15 Agustus 2022

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga desa Sriwulan, Sayung yang terdampak banjir rob

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap memberikan peringatan adanya potensi banjir rob di pesisir selatan pulau Jawa.

BMKG memperkirakan wilayah pesisir selatan pulau Jawa akan dilanda banjir rob selama empat hari, yaitu sejak Jumat (12/8) hingga Senin (14/8).

Prakirawan BMKG Stasiun Tunggul Wulung Cilacap, Deas Achmad Rivai dalam keterangan tertulisnya membeberkan bahwa  terjadinya banjir rob dikarenakan adanya fenomena fase Bulan Purnama yang bersamaan dengan Perigee.

Baca juga: Video Dua Ruangan di Pemkab Pemalang Disegel Buntut Bupati Mukti Agung Wibowo Terjaring OTT KPK

Baca juga: Oknum Polisi Dalangi Korupsi Rp2,38 Miliar di BPR, Catut Nama 199 Anggota Polda NTB

Baca juga: Sosok Pria Berinisial S di Mata Keluarga Ibu dan Anak Korban Pembunuhan di Subang

Parigee sendiri merupakan jarak terdekat bulan ke bumi.

"Adanya fenomena fase Bulan Purnama yang bersamaan dengan Parigee pada 10 Agustus kemarin berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan pasang air laut yang lebih signifikan," jelas Deas sebagaimana dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com Jumat (12/8/2022).

Lebih lanjut, berdasarkan pantaun data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi di beberapa wilayah pesisir Indonesia.

"Potensi banjir pesisir terjadi di berbagai wilayah Indonesia muai dari pesisir Jawa Barat, Yogyakarta dan juga Jawa Tengah," kata Deas.

Adapun wilayah-wilayah di pesisir Jawa Barat yang berpotensi terjadi banjir rob seperti pesisir selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan pesisir selatan Pangandaran.

Kemudian di Jawa Tengah seperti pesisir selatan Kebumen, Cilacap, Purworejo. Juga di pesisir selatan Yogyakarta.

Potensi terjadinya banjir rob berdasarkan prakiraan BMKG ini berlangsung dalam waktu yang berbeda di setiap wilayah.

Kondisi tersebut menurut BMKG secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak dan garam serta perikanan darat. 

"Dengan adanya peringatan potensi rob tersebut, maka BMKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan siaga  untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut," imbau Deas.

BMKG juga mengahimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan update informasi cuaca maritim BMKG. (pnk)

Berita Terkini