TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kenaikan harga BBM dikeluhkan berbagai kalangan di Kota Semarang.
Mayoritas keluhan dari masyarakat berekonomi menangah ke bawah.
Kenaikan BBM dikeluhkan lantaran bakal berimbas ke harga kebutuhan pokok.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Pusat secara mendadak menaikkan harga BBM.
Di mana harga Pertalite Rp 7.650 per liter menjadk Rp 10.000 per liter.
Sementara harga Solar Subsidi Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800.
Tak hanya itu, harga BBM Pertamax juga mengalami kenaikan dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Pengemudi angkot hingga kaum buruh pun secara terang-terangan mengeluhkannya dampaknya.
"Angkot sepi penumpukan, ditambah BBM naik. Semakin gepeng rakyat kecil diyekan pemerintah saat ini," ucap Tri Sulistiyono (51) pengemudi angkot yang ditemui Tribunjateng.com di Jalan Indraprasta Kota Semarang, Senin (5/9/2022).
Penghasilan tak menentu, ditambah naiknya BBM membuatnya pesimis.
"Rasanya tak ingin bekerja nyupir angkot lagi kalau situasinya seperti sekarang," jelasnya.
Melihat situasi sekarang, Tri berujar kemungkinan akan menjual angkotnya.
"Lebih baik saya berhenti saja, mungkin beralih jual nasi kucing saja," terangnya.
Terpisah, Ade Candra (35) seorang pekerja juga mengeluhkan kondisi tersebut.
Ia yang setiap hari menggunakan sepeda motor untuk bekerja hanya bisa pasrah.