TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Cilacap pasrah setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pasalnya kenaikan harga BBM tidak diiringi dengan naiknya tarif angkot di Cilacap.
Hal itu disampaikan Aris (42) sopir angkot di wilayah tersebut.
Aris mengatakan, saat ini penumpang masih dibanderol tarif lama yakni Rp 5.000 untuk sekali jalan.
Baca juga: Tata nilai BUMN, AKHLAK Disosialisasikan Secara Masif di Internal PT Kilang Pertamina Cilacap
"Tarif saat ini masih sama."
"Ada kenaikan tarif Rp 1.000 juga sebenarnya tidak apa-apa, tapi sampai sekarang belum ada," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (13/9/2022).
Lebih lanjut Aris menuturkan, saat ini dia bersama para sopir angkot lainnya masih menunggu kebijakan pihak Organda terkait kenaikan tarif.
Dia sama sekali tidak berani menaikkan tarif angkot, walaupun saat ini harga BBM melambung tinggi.
"Tidak berani kalau belum ada aturan dari Organda Kabupaten Cilacap."
"Intinya dari pihak angkot, kami masih menunggu regulasi kenaikan tarif," ungkapnya.
Adanya kenaikan harga BBM tentunya membuat pendapatan para sopir angkot ini berkurang.
Belum lagi mereka harus menyetorkan uang kepada para pemilik angkot.
Baca juga: Dampak Truk Tertabrak Kereta di Cilacap, Jadwal Keberangkatan KA Mengalami Kelambatan
Sampai siang hari, Aris mengatakan bahwa baru mendapatkan uang Rp 75.000 dalam dua kali putaran.
"Ini dapat Rp 75.000 buat beli bensin 4 liter Rp 40.000, sisanya Rp 35.000," kata Aris.
Untuk menyiasati membengkaknya pengeluaran karena membeli BBM, Aris lebih memilih mencari penumpang di Terminal Cilacap dibandingkan berkeliling kota.