Guru Berkarya

PJBL Berbantuan Scaffolding Meningkatkan Explanation Writing Skill

Penulis: Abduh Imanulhaq
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Rohayati, S.Pd., Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Jetis

Oleh: Siti Rohayati, S.Pd., Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Jetis

Guru adalah pendidik yang memiliki peran sebagai fasilitator dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik.

Guru bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui metode dan tehnik pembelajaran yang tepat dan sesuai  dengan materi dan  kebutuhan peserta didik.

Selama dua tahun masa pandemi, pembelajaran dilaksanakan dalam keterbatasan metode dan tehnik pembelajaran sehingga penguasaan materi dan prestasi belajar peserta didik menurun.

Proses pembelajaran Bahasa Inggris kompetensi menulis (Writing Skill) di SMA Negeri 1 Jetis pada masa pembelajaran dari online ke offline kurang kondusif.

Pembelajaran online selama masa pandemi mempengaruhi pola belajar peserta didik. Peserta didik cenderung pasif, kurang disiplin, kurang cepat memahami materi, kurang motivasi, lebih fokus pada HP dan kurang memperhatikan pelajaran sehingga berdampak pada prestasi peserta didik yang rendah.

Untuk mengatasi masalah  diatas penulis berinisiatif menggunakan metode PjBL yang dipadukan dengan teknik Scaffolding untuk memberikan metode belajar yang menarik, menumbuhkan motivasi belajar, menumbuhkan kemandirian belajar, menumbuhkan disiplin dan tangungjawab, kreatif, menumbuhkan percaya diri dalam menulis dengan baik dan benar pada materi Explanation Text.

Menurut Hodgin (2010), fokus metode PjBL adalah peserta didik (student-centered).

Peserta didik sebagai subjek aktifitas belajar lebih mandiri dalam menyelesaikan karya yang autentik. 

Scaffolding merupakan proses pemberian kerangka belajar pada peserta didik. Lawson (dalam Kurniasih, 2012, h.118) “Scaffolding in an educational context is a process by which a teacher provides students with a 31 temporary framework for learning”.

Penggunaan Scaffolding mampu mendorong peserta didik dalam mengembangkan inisiatif, motivasi, dan sumber daya peserta didik.

Penerapan PjBL berbantuan Scaffolding dalam pembelajaran kompetensi menulis Explanation Text memiliki 6 langkah dengan memasukkan 3 level Scafoolding.

Pertama, Start with the essential question dengan memasukkan Scaffolding Level 1 yaitu guru menyampaikan materi, memberikan contoh, memancing peserta didik bertanya, membagi kelompok, dan memberikan Lembar Kerja Peserta didik.

Kedua, Design a plan for the project dengan menerapkan Scaffolding Level 1 yaitu peserta didik menentukan tema dan judul, membuat draf, merancang proyek, mengembangkan  karangan.

Kegiatan ini melibatkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dan saling memberikan ide terbaik.

Ketiga, Create a schedule  dan menerapkan Scaffolding Level 2 yaitu menyusun  dan menentukan kriteria penilaian, menentukan waktu konsultasi dan mempresentasikan karya tulis.

Dengan demikian, peserta didik secara sadar belajar disiplin dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas proyeknya.

Keempat, Monitor the students and the progress of the project masih menerapkan Scaffolding Level 2 yaitu guru memantau dan membantu peserta didik dalam melakukan perbaikan tulisannya.

Peserta didik secara mandiri melakukan koreksi silang antar peserta didik dalam kelompok.

Kelima, Assess the outcome dengan menerapkan Scaffolding level 3 yaitu guru memberikan penilaian pada  karya tulis peserta didik sesuai dengan konsep PjBL dan Writing Skill.

Guru memberikan feedback hasil penilaian dan berdiskusi dengan peserta didik dengan tujuan untuk membuat karyanya lebih baik dan sempurna.

Keenam, Evaluate the  experience dan menerapkan Scaffolding level 3 yaitu peserta didik melakukan presentasi karya tulis.

Peserta didik menempelkan karya tulisnya setelah diperbaiki sesuai dengan feedback yang diberikan guru.

Melalui PjBL berbantuan Scaffolding peserta didik SMA Negeri 1 Jetis mampu meningkatkan kompetensi menulis Explanation Text.

Karya tulis yang dihasilkan peserta didik lebih kreatif dan  menunjukkan kemurnian karya.

Penerapan  metode ini juga menumbuhkan motivasi belajar dan kedisiplinan.(*) 

Berita Terkini