Berita Viral

Viral Karyawan Waroeng SS Penerima BSU Gajinya Dipotong Perusahaan, Ini Alasan Direktur Waroeng SS

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral karyawan Waroeng SS penerima BSU dipotong gaji oleh perusahaan.

TRIBUNJATENG.COM - Viral di media sosial kabar karyawan Waroeng Spesial Sambal (SS) yang menerima bantuan subsidi upah (BSU) gajinya akan dipotong perusahaan.

Hal itu tertuang dalam sebuah surat yang kemudian beredar di media sosial twitter.

Dalam surat itu tertulis bahwa karyawan Waroeng SS yang telah menerima BSU sebesar Rp 600.000 akan menerima gaji dengan pengurangan Rp 300.000 per bulan untuk penerimaan periode November dan Desember.

Baca juga: Chord dan Kunci Gitar Chant PSS Sleman Sambut Hari Esok PSS Sleman untuk Selamanya

Baca juga: Petualangan Dukun Cabul Berjuluk Pesulap Hijau, Mengaku Utusan Tuhan untuk Cabuli Puluhan Mami Muda

Baca juga: Jadwal Pertandingan Uji Coba Timnas U20 Indonesia di Turki, Tersisa Dua Laga Lawan Moldova

Tertulis pula di surat tersebut apabila ada karyawan yang keberatan atau melawan keputusan maka dipersilakan menandatangani surat pengunduran diri.

Di dalam surat juga dijelaskan tentang pertimbangan kebijakan tersebut, yakni demi keadilan dan pemerataan fasilitas kesejahteraan.

Iuran BPJS personel Waroeng SS Indonesia dibiayai oleh perusahaan (bukan dengan pemotongan gaji).

Kondisi bisnis Waroeng Indonesia pada masa pandemi masih berjuang untuk normal dan sehat.

Pemilik sekaligus Direktur Waroeng Spesial Sambal (SS), Yoyok Hery Wahyono, menjelaskan terkait kebijakan yang dikeluarkan tentang Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan pemotongan gaji karyawan.

Saat dikonfirmasi, Yoyok Hery Wahyono membenarkan surat yang beredar tersebut.

Dia mengatakan, kebijakan yang sama sudah pernah dikeluarkan pada tahun 2021.

"Benar, itu kebijakan saya. Hal yang sama pernah terjadi di September-November 2021," ujar Yoyok saat dihubungi via chat Instagram, Sabtu (29/10/2022).

Yoyok menyampaikan, kebijakan tersebut dikeluarkan dengan tujuan agar tidak ada kecemburuan antar pegawai yang menerima dan tidak menerima BSU.

Dia menjelaskan, pada tahun 2021, hanya sebagian karyawan yang mendapatkan BSU.

Sama halnya dengan tahun ini, juga tidak semua mendapatkan BSU.

Hal itu justru membuat kecemburuan dan kerukunan antar pegawai terganggu.

"Sebagian dapat sebagian tidak. Malah jadi tidak rukun mereka karena langsung ke masing-masing kita tidak tahu," ujar Yoyok.

Yoyok menuturkan, jika hanya menimbulkan ketidakrukunan, lebih baik jangan ada bantuan.

Sebab membangun kekompakan di sebuah perusahaan bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang lama.

"Habis-habisan kami membangun 4.000-an orang jadi satu keluarga, satu barisan, satu komando untuk sejahtera bersama. Rusak karena bantuan-bantuan yang verifikasinya kami tidak paham," ungkapnya.

Jika BSU merata ke semua pegawai, Yoyok akan mencabut kebijakan pemotongan gaji tersebut.

"Pasti (mencabut kebijakan pemotongan gaji), tidak begitu signifikan angkanya untuk mengembalikan," ucapnya.

Yoyok mengungkapkan, di luar gaji, para pegawai Waroeng SS mendapatkan beberapa tunjangan, mulai dari beasiswa pendidikan untuk putra dan putri pegawai hingga tunjangan tempat tinggal.

"Personel SS di luar gaji ada beasiswa putra-putri pegawai, bantuan musibah keluarga, pembebasan utang pinjol, BPJS bulanan tidak memotong gaji (dibayari WSS), tunjangan kecantikan, tunjangan tempat tinggal," urainya.

Baca juga: Cafe Instagramable di Pati, Tonight Coffee Lantai 3 The Safin Hotel

Baca juga: 40 Ribu Kursi Penerbangan ditawarkan Dengan Diskon Hingga 80 Persen di GATF

Baca juga: Pelatih Persebaya Surabaya Sebut Kiper Timnas U20 Indonesia Aditya Arya Punya Mental Kuat

Yoyok mengeklaim di Waroeng SS tidak ada pengurangan gaji, tapi kenaikan sejak Agustus-September.

Soal bantuan, dia menyebut bahwa selama ini perusahaan tidak pernah dilibatkan dalam verifikasi BSU.

"Saya juga heran BSU (upah) untuk karyawan kok verifikasinya tidak lewat perusahaan," ujar Yoyok. (*)

Artikel ini telah tayang di kompas.com

Berita Terkini