"Ini sedang paceklik, tidak ada hasil tangkapan karena tidak melaut. Uangnya cari ke sana ke sini.
Ada yang sambil usaha bengkel, jadi tukang bangunan, ikut proyek-proyek bangunan, dan apapun untuk menyambung hidup," ungkapnya.
Menurut Isman, jaminan sosial ini menjadi penolong di tengah perekonomian nelayan yang sulit.
Sebab, kata dia, banyak di antara nelayan yang tak memiliki tabungan atau simpanan uang. Sehingga ketika ada risiko pekerjaan, jalur ditempuh baik biaya rumah sakit ataupun biaya kematian adalah hutang.
"Jaminan sosial ketenagakerjaan ini sangat bermanfaat bagi nelayan," ungkapnya.
Isman melanjutkan, iuran nelayan menjadi BPJS Ketenagakerjaan mulai Rp 16.800 per bulan.
Menurut dia, total itu masih cukup ringan bagi para nelayan mengingat manfaatnya yang besar.
Dalam pembayarannya, para nelayan wilayah itu bisa menitipkan kepada Isman untuk kemudian disetorkan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan.
"Iuran segitu tidak berat, kalau dihitung per hari tidak sampai Rp 1.000. Nelayan Bisa.
Kalau tidak bisa, umpamanya nanti saya talangi dulu, kalau ada uang baru nanti ganti," tambahnya.
Sementara itu, terkait waktu pembayaran klaim, menurut Isman waktunya cepat.
"Klaim biasanya dua hari sudah cair. Sangat membantu nelayan untuk bayar hutang biaya kematian," imbuhnya.
Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Semarang Pemuda terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan.
Termasuk bagi para nelayan dan juga para pedagang sebagai pekerja bukan penerima upah (BPU).
Menurut Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Semarang Pemuda Multanti, menjadi peserta BPJAMSOSTEK penting bagi para nelayan dan telah ada bukti dari kepesertaan itu yang merasakan kebermanfaatannya.
"Jadi memang ada kasusnya. Mudah-mudahan dengan penyerahan bantuan secara simbolis ini bisa makin meyakinkan seluruh nelayan dan pedagang ikan di seputaran Tambaklorok dan wilayah Kecamatan Semarang Utara ini.