TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Rentetan kejadian penangkapan terduga teroris hingga aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung ikut menyeret nama Sukoharjo.
Beberapa hari lalu, warga dikejutkan dengan penangkapan empat terduga teroris di beberapa kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
Terbaru, Rabu (7/12/2022), publik kembali digegerkan dengan aksi bom bunuh diri yang diduga dilakukan AS (34) di Mapolsek Astana Anyar Bandung.
Dia membawa sepeda motor Suzuki Shogun biru berplat nomor polisi AD yang dikeluarkan Samsat di Solo Raya.
Baca juga: FAKTA Pelaku Bom Bunuh Diri di Bandung, Setahun Tinggal di Desa Siwal Sukoharjo, AS Tak Pernah Lapor
Baca juga: Jejak Terduga Teroris di Kos Desa Siwal Sukoharjo Pasca Bom Bandung, Sekdes: Ini Kedua Setelah 2019
Benar saja, sebelum melancarkan aksinya, AS ternyata tinggal di rumah kos Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo bersama istri dan anaknya.
Meski terkonfimasi, AS bukanlah penduduk asli Sukoharjo, melainkan pendatang yang bekerja dan menetap di Sukoharjo.
Bupati Sukoharjo, Etik Suryani pun tak ingin Kabupaten Sukoharjo dicap sebagai sarang teroris.
Padahal, dia mengklaim warga asli Kabupaten Sukoharjo sejatinya baik.
Ia mengklaim, mereka yang tersandung kasus terorisme adalah pendatang alias bukan penduduk asli Sukoharjo.
"Jangan sampai dicap Kabupaten teroris."
"Padahal kami, warga Sukoharjo baik-baik," katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (7/12/2022).
Baca juga: Bom Bandung : Pelaku Bom Bunuh Diri Astana Anyar Diduga Tinggal di Rumah Kontrakan di Sukoharjo
Baca juga: Metal Detector Hingga Anjing Pelacak Disiagakan, Kesiagaan Polresta Cilacap Pasca Bom di Bandung
Karenanya, dia meminta Camat, Kades, hingga Ketua RT untuk lebih ketat mengidentifikasi setiap warganya, khususnya pendatang.
Di antaranya dengan melakukan pendataan administrasi sehingga diketahui identitas dan asal usul mereka.
Setiap pendatang yang masuk wilayah Sukoharjo harus melapor ke Ketua RT atau RW.
Selain didata, aktivitas mereka sehari-hari juga mesti dipantau untuk memastikan tidak ada upaya melawan hukum.
Bukan hanya pemerintah setempat, dia juga meminta kerja sama tokoh agama untuk membina warga di lingkungannya.
"Sosialisasikan ke RT, RW, juga kerja sama tokoh agama agar di wilayah masing-masing tidak ada (teroris)," katanya (*)
Baca juga: SL Alami Patah Kaki, Warga Singorojo Kendal Ini Terlindas Truk Tronton, Kecelakaan di Tugu Semarang
Baca juga: Robi Kesusahan Beli STB di Salatiga, Pemilik Toko: Baru Datang, Setengah Jam Langsung Ludes
Baca juga: Ini Daftar Lengkap Besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota se Jateng, Berlaku Mulai Januari 2023
Baca juga: Upah Minimum Kabupaten Semarang Tahun 2023 Sudah Ditetapkan Gubernur Jateng, Segini Besarannya