TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah fokus meningkatkan angka partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sejumlah masukan dari sejumlah perguruan tinggi diutarakan pada kegiatan Forum grup diskusi (FGD) yang diselenggarakan di hotel di Jalan Hanoman Semarang, Selasa (20/12/2022).
Kepala Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (Sosdiklihparmas), Eni Misdayani mengatakan ada banyak masukan untuk menyukseskan Pemilu 2024.
Masukkan itu dari perguruan tinggi yaitu mahasiswa yang dari luar kota dapat menggunakan hak pilihnya.
"Kami akan merespon bagaimana tata caranya pemilih itu dapat memilih di tempat lain. Kuncinya pemilih harus terdaftar DPT dan disamping harus memenuhi syarat usia 17 tahun serta kurang 17 tetapi telah menikah tetap harus terdaftar DPT. Intinya tidak ada pemilih yang kehilangan hak pilihnya," jelasnya.
Menurutnya, meningkatkan partisipasi masyarakat perguruan tinggi siap bekerjasama dengan KPU Jateng. Perguruan tinggi siap mengawal tahapan Pemilu 2024.
"Dari hasil survei, 86,7 persen generasi milenial dan generasi z siap berpatisipasi Pemilu. Inilah yang harus kita kawal," tutur dia.
Sementara itu ketua KPU Jateng, Paulus Widiyantoro mengatakan pada FGD tersebut pihaknya mengajak peserta untuk berpikir terkait partisipasi pemilih tidak hanya pada tingkat kehadiran di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang itu menjadi tolak ukur keberhasilan pemilu. Namun pihaknya mengajak dalam hal kesadaran sebagai seorang pemilih.
"Jadi dia hadir di TPS karena kesadaran mereka bahwa pemilu penting. Kehadiran mereka di TPS atas kesadaran sendiri dan disertai pilihan yang akan dipilih," ujarnya.
Menurutnya, ada tiga hal partisipasi masyarakat yaitu peserta pemilu, penyelenggara pemilu, atau sebagai pemilih. Oleh sebab itu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dilakukan dengan menjalin kerjasama banyak pihak terutama perguruan tinggi.
"Perguruan tinggi banyak berperan aktif dalam pengabdian masyarakat. Itu yang kami ajak sebagai penyelenggara pemilu. Karena PPK dan PPS dari mahasiswa," tuturnya.
Begitu juga peserta pemilu, kata dia, harus menampilkan diri ke pemilu yang ramah dan baik. Jika hanya pemilih pihaknya mengajak untuk pemilih yang cerdas.
"KPU tidak bisa sendiri karena jumlahnya sangat terbatas maka kami perlu peran dari pihak lain," ujarnya.
Dikatakannya, tingkat nasional target tingkat partisipasi masyarakat terhadap pemilu baru mencapai 75 persen. Sementara di Jawa Tengah telah mencapai 81,8 persen. Hal itu menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat di Jateng telah melampaui target partisipasi tingkat nasional.
"KPU kedepan belum merilis tingkat partisipasi pemilu. Kalau yang saya tahu di pilkada sudah naik menjadi 77,5 persen. Tapi kami siap tingkat partisipasi di atas 80 persen," ujarnya. (*)