TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 117,7 triliun untuk memenuhi kebutuhan selama periode Natal dan tahun baru (Nataru). Jumlah itu naik 5,8 persen dari realisasi pada 2021 lalu.
Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman mengatakan dalam pemenuhan kebutuhan uang rupiah periode Nataru, Bank Indonesia melakukannya dalam 3K. Pertama, kesiapan jumlah dan pecahan uang yang diperlukan.
"Nah, terkait berapa uang rupiah yang disediakan BI, jumlahnya adalah Rp 117,7 triliun, dan ini tumbuh 5,8 persen dari realisasi tahun lalu," ujarnya, dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/12).
Aida menyebut, peredaran uang tunai itu lebih banyak karena mobilitas masyarakat yang lebih longgar. Sehingga, BI ingin memastikan uang yang diperlukan masyarakat tidak kurang di periode libur akhir tahun ini.
"Jumlah itu mempertimbangkan mobilitas masyarakat yang makin meningkat, kemudian perkiraan belanja pemerintah dan bantuan sosial tunai, dan rata-rata kenaikan outflow yang mencapai 4,8 persen," jelasnya.
Sampai saat ini, dia menambahkan, realisasi penarikan uang yang dilakukan oleh perbankan mencapai Rp 54,77 triliun, atau 47 persen dari uang yang disediakan BI.
Selain memastikan ketersediaan jumlah uang rupiah, BI memperhatikan kesiapan akes masyarakat. Dalam hal ini, BI melakukan tiga hal.
Pertama, pelayanan kas ke perbankan di seluruh kantor wilayah (kanwil), layanan kas ke masyarakat di seluruh kanwil BI, dan menyediakan kas keliling ritel 55 kali sebanyak 47 titik layanan.
Ada pula kesiapan dari perbankan dan juga penyelenggara jasa pengelolaan uang rupiah (PJPUR). Dalam hal ini, perbankan dan PJPUR secara khusus me-monitoring pelaksana di daerah yang merayakan Nataru dan kantong-kantongnya, serta di tempat destinasi wisata.
"Persiapan perbankan dan PJPUR dalam melakukan koordinasi dan memastikan ketersediaan uang di mesin ATM," paparnya.
Pemerintah sebelumnya menyatakan tidak akan memperketat mobilitas masyarakat selama Nataru. Hal ini mempertimbangkan penyebaran kasus baru covid-19 yang diperkirakan tidak lagi menanjak.
Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa sebanyak 44,17 juta orang Indonesia akan bepergian selama libur Nataru. Warga yang bepergian tersebut sebagian besar menggunakan mobil pribadi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jumlah tersebut setara dengan 16,35 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
"Angka tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun belum melebihi saat 2019 atau masa sebelum pandemi," katanya saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Selasa (13/12). (tribun network)