Berita Kendal
Brownies d'Qiya, UMKM Asal Kendal Terbantu Pemasaran Lewat Gerai Alfamart
Pelaku UMKM asal Kebonharjo, Patebon, Kendal, Siti Munawaroh tak pernah menyangka eksperimennya mengolah brownies
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Pelaku UMKM asal Kebonharjo, Patebon, Kendal, Siti Munawaroh tak pernah menyangka eksperimennya mengolah brownies menjadi camilan kering lebih tahan lama kini bisa menembus ritel modern.
Lewat merek d’Qiya Brownies, Munawaroh bisa memasarkan produknya di puluhan gerai Alfamart.
Usaha brownies yang dirintis sejak 2009 itu sempat terhenti saat pandemi Covid-19. Namun, semangatnya tak padam. Ia terus melakukan berbagai uji coba agar brownies yang dikenal cepat basi, bisa lebih awet dan praktis dibawa ke mana saja.
"Saya trial error hampir setahun. Dari brownies basah, dipotong-potong, sampai pernah gagal total 400 pack. Akhirnya, ketemu cara supaya produk bisa tahan enam bulan," ungkapnya kepada Tribun Jateng, Rabu (20/8/2025).
Titik balik hadir pada 2023, saat DPMPTSP Kendal menggelar kurasi produk UMKM untuk masuk Alfamart. Produk brownies kering d’Qiya dinyatakan lolos, baik dari segi rasa maupun kemasan. Sejak saat itu, pintu pemasaran terbuka lebih lebar.
"Alhamdulillah bisa masuk Alfamart. Sekarang sudah ada di sekitar 50-60 gerai," bebernya.
Produknya ia banderol Rp 12 ribu/pcs. Dalam dua bulan, produknya bisa terjual sekira 200 - 250 pcs brownies kering, dengan 70 persen pemasaran lewat gerai Alfamart.
Menurutnya, keberadaan Alfamart sangat membantu UMKM, terutama dalam hal pemasaran. Alfamart sangat peduli terhadap produk UMKM. Manajemen juga cukup kooperstif dan sangat membantu pelaku UMKM.
"Terbukti melakukan verifikasi, penyaringan terhadap produk UMKM, sehingga bisa masuk retail. Cukup kooperstif ketika produk kami diterima di Alfamart, manajemen sangat membantu. Ketika retur prosedurnya dibantu," paparnya.
Meski begitu, lanjut dia, ada tantangan yang harus dipahami pelaku usaha jika produknya ingin tembus pasar modern.
"Kalau di pasar tradisional kan ada barang ada uang. Kalau di ritel modern, setor dulu, baru klaim sesuai nota. Itu yang harus dipahami teman-teman UMKM,” jelasnya.
Munawaroh juga menekankan pentingnya kemasan dan inovasi mengikuti selera pasar. Pasalnya, selera pasar terus berubah. Dari sisi kemasan dan rasa, anak-anak muda menyukai kemasan modern yang harus diikuti. Sebagai pelaki usaha, perlu punya pakem dan dapat modifikasi agar diminati pasar.
"Pesan saya, kalau sama teman-teman jangan lihat produk orang, tapi lihat produk kita segmen mau kemana. Terkadang, produk saya bisa masuk alfamart belum tentu bisa masuk pasar. Jadi, carilah konsumen sesuai dengan produk," paparnya. (eyf)
Kemlu Dorong Pemkab Kendal Ciptakan Inovasi Pengolahan Sampah |
![]() |
---|
Nasib Brigadir N Polisi Kendal Selingkuh Dengan Istri Senior, Kini Ditahan |
![]() |
---|
Kasus Polisi Kendal Selingkuh dengan Istri Seniornya Diambil Alih Polda Jateng |
![]() |
---|
Aipda IS Sudah Lapor Polres Kendal Soal Perselingkuhan Istrinya, Bebal Tetap Cinta Mati Brigadir N |
![]() |
---|
Kuota Solar Nelayan di Kendal Ditambah 3 Ribu Kiloliter, Pemkab Jamin Hingga Akhir Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.