Berita Solo

Berkah Masjid Raya Syekh Zayed Solo, Hartati Penjual Cendol Dawet Bisa Dapat Rp 700 Ribu per Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Keberadaan Masjid Raya Syekh Zayed Solo membawa berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar. Satu di antaranya bagi Hartati (42) yang sehari-hari berjualan es cendol dawet di sekitar masjid.

Meski masjid belum dibuka untuk umum, desain dan keanggunan masjid itu menjadi magnet bagi masyarakat yang ingin sekadar melihat atau berfoto di masjid hadiah dari Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Dia tak menyangka, hasil jualan es dawetnya itu laku keras. Bahkan, dia bisa meraup penghasilan hingga Rp 700 ribu per hari, dengan minimal Rp 500 ribu.

Padahal, sebelum ada Masjid Raya Syekh Zayed Solo itu, dia belum sama sekali atau tak punya pengalaman berjualan. Hartati berjualan saat masjid itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA pada Senin (14/11/2022) lalu.

Wanita yang rumahnya hanya se pelemparan batu dari masjid, yakni di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo itu semula hanya berjualan dengan piranti seadanya.

"Belajar mulai es dawet. Jualannya sama es teh. Hargane Rp 5.000 ribu. Kalau habis 5 kilo cendolnya sampai Rp 570 ribu. Bisa sampai 7 kilo kalau hari Minggu," ungkapnya.

Dia menyampaikan, bila 7 kilo dawet itu habis pendapatan per hari bida sampai Rp 700 ribu. Untuk modal, bisa sampai Rp 200 ribu.

Modal sejumlah tersebut untuk membeli cendol per kilo Rp 10 ribu, kalau 5 kilo berarti Rp 50 ribu. Sementara untuk modal yang agak mahal yakni gula jawa atau gula aren dan santan.

"Dilihat dari peminatnya, yang dibutuhkan pengunjung minuman nomer satu. Luar biasa itu minuman," jelasnya.

Dia tak sendiri berjualan di Masjid Syekh Zayed, sang suami juga berjualan baju. Berbekal dari konveksi yang pernah dia geluti sebelumnya.

"Daster, baby doll, baju anak ya laris semua. Cuma hari ini ndak bawa, sudah habis semua," tuturnya.

Saat berjualan, dia juga harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 15 ribu setiap hari. Yakni Rp 5 ribu untuk kebersihan dan Rp 10 ribu sebagai uang pengganti parkir.

"Biasanya yang saya pakai ini untuk parkir, pengganti uang parkir. Gak kemahalan kalau harus bayar Rp 15 ribu, ibarate kalau dengan penghasilan ya ndak kemahalan," ucapnya.

Dia berharap, dengan adanya masjid ini juga disediakan semacam pusat tempat berjualan bagi warga sekitar yang memang sebelumnya sudah berjualan.

"Biar tertata rapi. Yang namanya masjid kan bersih dan bagus. Selain itu juga bisa biar ikut sedekah di sini lah," tandasnya. (*)

Baca juga: Cuaca Ekstrem Rusak Ekosistem Mangrove di Kota Semarang, Sururi: Butuh Tiga Hari Pembersihan

Baca juga: Kasus Istri Polisi Viral di Tegal Bukan Soal Selingkuh Melainkan KDRT, Sedang Proses Mediasi

Baca juga: Polisi Bareng Emak-emak Bahu-membahu Penuhi Gizi Korban Banjir

Baca juga: Satlantas Polres Pekalongan Mulai Terapkan Tilang Manual, Ini Alasannya

Baca juga: Sedang Diet, Ini Momen Jungkook dan V BTS Tahan Godaan Saat Member Lain Makan Pizza

Berita Terkini