"Semisal tata ruang tetap dilanggar, mau seberapa banyak pompa yang dibutuhkan untuk mengatasi banjir?," ungkapnya.
Penanganan banjir sebenarnya hal sederhana lantaran secara rumus teori air mencari daerah lebih rendah baik ke sungai atau ke titik resapan.
Pemerintah dapat melakukan simulasi lewat data meliputi data curah hujan, luas resapan, luas terbangun, panjang dan volume sungai dan drainase.
Nantinya, dapat disimpulkan sebenarnya mengapa banjir Semarang dapat terjadi.
"Disimulasikan, ada datanya semua, tinggal kemauan politiknya saja," terangnya.
Terpisah,Pelaksana tugas (Plt) Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu tak menampik di wilayah Semarang banyak terjadi alih fungsi lahan untuk kawasan permukiman.
Akibatnya, bencana longsor dan banjir di kawasan perumahan seperti di Pudak Payung rumah diterjang longsor.
Perumahan Dinar Indah direndam banjir begitupun di perumahan-perumahan baru lainnya.
"Wilayah di sepanjang sungai tidak boleh digunakan untuk perumahan, makanya saya bilang ke pak Sekda buka semua, cek semua, lurah-lurah catat semua," terangnya di sela acara Festival Ikan Bakar di Kantor Kecamatan Semarang Timur.
Pihaknya saat ini sedang ikhtiar membangun waduk seperti di Jatibarang supaya air kiriman dari atas dapat transit terlebih dahulu.
"Tapi ini masih mau kami rapatkan bareng bupati Semarang, kami tadi pagi sudah berkoordinasi dengan bupati mau membahas itu Minggu depan," ujarnya.
Ia mengharapkan, selepas ada satu lagi waduk di kota Semarang sisi timur dapat berfungsi untuk transit air kiriman dari wilayah atas sehingga air tidak langsung luber ke arah bawah.
Tentu hal itu akan berimplikasi ke masyarakat karena bakal ada pembebasan lahan dan sebagainya.
"Namun semisal hal itu kedepannya perlu dilakukan berarti harus dilakukan," terangnya.
Sebagai langkah awal, Ita, sapaannya, telah memerintahkan Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin untuk melakukan pemetaan wilayah menggunakan pesawat drone.