TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubuk kecil di tengah kebun jadi tempat menunggu Sutarto (66).
Ditemani hujan, lelaki berambut putih itu terus mengawasi sekitar.
Ia menunggu terdengar suara dentuman ke tanah.
Baca juga: Biar Ngga Ditipu, 4 Cara Memilih Durian Matang dan Enak, Jangan Salah Pilih Lho!
Selang tak begitu lama, suara yang ia tunggu terdengar.
Sutarto pun bergegas menuju titik suara tersebut.
Tanah merah basah dan rimbunnya tanaman yang ada di kebun ia lewati berlahan.
Sesampainya di tengah kebun, ia mencari-cari.
Tak jauh dari ia berdiri, buah durian nampak tergeletak di tahan.
Tanpa menunggu lama, Sutarto langsung mengambil si raja buah itu.
Ia pun kembali ke gubuknya sembari menenteng buah durian.
Sutarto merupakan satu di antara petani durian di Jatirejo, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Namun cara panen yang dilakukan Sutarto beda dengan petani lainnya.
Pasalnya ia hanya mengambil buah durian yang sudah terjatuh di tanah.
Menurutnya, buah yang jatuh secara alami lebih nikmat.
Sutarto juga menjual durian dari kebunnya ke masyarakat.
Lantaran durian matang secara alami, tak jarang gubuk kecil yang ditempati Sutarto dibanjiri pelanggan.
Setiap kali panen, Sutarto bisa mengambil ribuan durian.
Pasalnya, ia memiliki 10 lebih pohon durian di kebunnya.
"Satu pohon bisa berbuah 200 durian, panennya setahun sekali setiap Januari," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (10/1/2023).
Baca juga: HORE! Musim Durian Mulai Tiba, Pedagang di Tuntang Semarang Kebanjiran Pesanan
Ia mematok buah durian dari kebunnya di harga Rp 30 sampai Rp 50 ribu per buah.
Variasi harga itu karena setiap buah punya ukuran berbeda-beda.
Hasil dari kebun durian dikatakannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Untuk biaya pendidikan anak juga cukup, bersyukur punya pohon durian," terangnya.
Lelaki 66 tahun itu menjelaskan, jenis durian yang ada di kebunnya adalah durian lokal, atau yang sering disebut durian Gunungpati.
Sutarto tak mau menanam jenis lainnya, lantaran varietas durian lokal lebih baik.
Tak hanya itu, durian Gunungpati juga jadi ciri khas kebun yang ia kelola tersebut.
"Yang kesini pasti cari durian lokal, jadi ya tak perlu menanam jenis lainnya. Terlalu banyak pohon durian di kebun juga tidak baik untuk pertumbuhan pohon," ucapnya.
Baca juga: Video Durian Tlogo Tuntang Semarang Mulai Panen, Pak Eli Kebanjiran Pesanan
Sutarto menambahkan cuaca ekstrem tak menguntungkan bagi petani durian.
Apalagi bagi petani durian dengan cara panen alami.
Angin kencang saat cuaca ekstrem mengakibatkan buah durian jatuh sebelum matang.
"Paling bagus saat musim panas, kalau sekarang tidak bisa 100 persen rasanya namun tetap enak," imbuhnya.(*)