TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Jateng tengah mengusut kasus tewasnya enam anak buah kapal (ABK) asal Sugihwaras, Kabupaten Pemalang.
Polisi masih menyelidiki apakah kasus tragis tersebut ada unsur kelalaian.
"Iya, masih lidik, kami masih mencari apakah ada unsur kelalaian dari kasus tersebut," ucap Direktur Polisi Air dan Udara (Dirpolairud) Polda Jateng, Kombes Hariadi, kepada Tribun, Sabtu (14/1/2023).
Baca juga: Sempat Terkendala Cuaca Buruk, Kapal Pembawa 6 Jenazah ABK Asal Pemalang Akhirnya Tiba di Tegal
Baca juga: 6 ABK Asal Pemalang Tewas di Kapal, Diduga Keracunan Gas Freon, Ada yang Ayah dan Anak
Enam korban tewas masing-masing Carmadi (48) Zoni Irham Romadhoni (23),Selamet Waluyo (20),Takhroni (63), dan Tosa Hasanudin (24).
Kelimanya warga Kelurahan Sugihwaras, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang. Satu korban lain atas nama Rosid (31), warga Lawangrejo, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang
Para korban tewas keracunan di atas kapal KM Anugerah Bhakti.
Para korban dikabarkan meninggal dunia di perairan selat Bali, Senin 19 Desember 2022.
Mereka diduga terpapar racun akibat kebocoran gas freon yang berasal dari alat pendingin atau freezer kapal.
Pemulangan para korban sempat terhalang cuaca buruk sehingga baru 20 hari paskakejadian jenazah korban dapat dimakamkan pekan kemarin, Sabtu (7/1/2023).
"Keluarga dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) memang tidak mempermasalahkan kasus itu karena risiko di laut," ujar Hariadi.
Kendati begitu, pihaknya kukuh melakukan penyelidikan setidaknya untuk memberikan efek jera kepada pemilik kapal.
Sebab, pihaknya sudah berulang kali melakukan imbauan namun kecelakaan laut hingga berujung kematian terus saja terjadi.
"Ini masih proses pemeriksaan saksi, semisal ada temuan unsur pidana nanti kita naikan ke penyidikan," tegasnya. (Iwn)