TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Ratusan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mendapat kelonggaran biaya terkait perkuliahan.
Pasalnya, sekitar 200 mahasiswa UKSW Salatiga asal Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua kehabisan bekal sejak awal Januari lalu.
Akibatnya, mereka tidak hanya tersendat membayar uang kuliah, tetapi juga biaya indekos bahkan biaya kebutuhan makan sehari-hari.
Adanya kejadian tersebut, Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi turun langsung menemui para mahasiswa di Pendopo Pakuwon Pemkot Salatiga, Selasa (7/2/2023) malam.
Di depan 70 wakil mahasiswa didampingi pihak rektorat, Sinoeng memohon kepada pihak kampus untuk memberikan kelonggaran terkait penundaan biaya perkuliahan, biaya laboratorium dan uang induk sehingga dapat dilakukan proses perkuliahan seperti biasanya.
Atas nama Pemerintah dan masyarakat Salatiga, dirinya juga menyerahkan bantuan kebutuhan pokok berupa beras, telur, mi instan, kue, biskuit dan lainnya.
Bantuan diserahkan melalui beberapa koordinator, karena keberadaan mereka di Kota Salatiga sebagian besar tidak tinggal di asrama, melainkan indekos.
“Kami Pemerintah Kota Salatiga tidak bisa diam saja. Tentu kami turut prihatin. Karena itu kami berkomunikasi dengan rektor, sekiranya kami mohon berkenan terkait biaya perkuliahan bisa diafirmasi,” kata Sinoeng kepada Tribunjateng.com.
“Selain itu kami ada sedikit tanda cinta berupa logistik, mungkin yang sedikit ini ada gunanya dan kami tidak akan tinggal diam untuk membantu berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang,” imbuhnya.
Sinoeng mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berkomunikasi dengan Pemkab Pegunungan Bintang terkait keterlambatan tersebut.
“Inilah wujud kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat Salatiga dalam wadah NKRI. Persoalan ini adalah persoalan tanggung jawab atau panggilan kemanusiaan, bukan karena Papua, tapi siapa pun yang sedang berada di Kota Salatiga, kami terpanggil untuk peduli, berbagi dan empati sehingga tugas dan tanggung jawab selama menempuh kehidupan menempuh pendidikan di Kota Salatiga merasa nyaman seperti rumah sendiri,” paparnya.
Selain itu, Wakil Rektor Riset Inovasi dan Kewirausahaan UKSW, Eko Sediyono membenarkan bahwa para mahasiswa asal Pegunungan Bintang tersebut kehabisan bekal karena kiriman dari Pemkab Pegunungan Bintang tersendat.
Pihak kampus juga tengah berkomunikasi dengan Pemkab Pegunungan Bintang supaya dana mereka segera turun dan bisa segera dibagikan kepada para mahasiswa.
“Karena pihak kami sampai saat ini juga belum menerima jatah yang harusnya masuk di UKSW dan dana yang sudah dikirim sebelumnya sudah habis digunakan untuk biaya hidup para mahasiswa,” kata Eko.
Eko mengaku berterima kasih kepada Pemkot Salatiga yang peduli dengan persoalan-persoalan mahasiswanya asal Pegunungan Bintang.