TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Keberadaan minyak bersubsidi Minyakita di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Batang, Jawa Tengah semakin langka.
Kondisi kelangkaan minyak bersubsidi itu mulai dikeluhkan warga.
Warga pun terpaksa beralih kembali membeli minyak goreng curah yang harganya lebih mahal dan kualitasnya pun kurang baik, dibandingkan dengan minyak goreng bersubsidi yang lebih jernih.
"Ya mau bagaimana lagi terpaksa, karena kebutuhan jadi ya beli minyak curah, walaupun harganya lebih mahal," tutur Sofiana, warga Cepokokuning kepada Tribunjateng.com, Sabtu (11/2/2023).
Menurutnya, alternatif yang diberikan oleh Pemerintah saat minyak goreng melambung itu cukup membantunya meminimalisir pengeluaran setiap bulannya.
"Ekonomi baru juga agak sedikit membaik setelah pandemi, malah sekarang harga kebutuhan pokok pada naik, sudah senang ada alternatif Minyakita, sekarang susah sekali carinya, pasar tidak ada distibutor minyak sampai supermarket juga tidak ada," keluhnya.
Hal yang sama juga dirasakan pedagang gorengan, Wilastri, sejak minyak goreng bersubsidi langka di pasar, ia terpaksa kembali membeli minyak goreng curah.
“Kalau Minyakita dulu lebih murah, cuma Rp 14 ribu sekarang terpaksa beli yang curah Rp 17 ribu,” ujarnya.
Ia mengakui meski harga minyak goreng naik, namun harga jual gorengan tak ikut dinaikkan.
“Harga gorengan ya tetap, 1 buah tempe goreng Rp 1 Ribu, kalau dinaikkan takutnya malah nanti tidak laku,” tuturnya.
Salah satu konsumen sekaligus pedagang toko kelontong, Aminah mengatakan ia menyayangkan kelangkaan minyak goreng bersubsidi Minyakita karena banyak konsumen yang kecewa.
“Saya kan juga jualan minyak goreng di warung rumah, kemarin jualnya ya Minyakita Rp 14 ribu, tapi karena sekarang langka terpaksa jual minyak goreng kemasan, harganya Rp18 ribu,” jelasnya.
Ia mengharapkan, pemerintah segera turun tangan, supaya harga minyak goreng bersubsidi kembali normal dan stok tercukupi, sehingga masyarakat dapat membeli sesuai kemampuan ekonominya.
Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Batang, Endang Rahmawati mengakui stok minyak bersubsidi memang saat ini masih langka dipasaran stoknya hingga kini belum tersedia.
"Iya mbak memang stoknya masih langka," ujarnya saat dihubungi tribunjateng melalui pesan singkat.