Guru Berkarya

Wujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan Budaya Positif melalui Keyakinan Kelas

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andi Patria, SD Negeri 2 Pulokulon

Oleh: Andi Patria, SD Negeri 2 Pulokulon

Salah satu strategi pemerintah mengembalikan learning loss akibat pandemic covid-19 yang terjadi selama kurang lebih dua tahun adalah dengan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan melalui perbaikan kurikulum. Hal tersebut dituangkan dalam Keputusan Mendikbudristek nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Pemulihan Pembelajaran. Kurikulum yang dimaksud dalam regulasi tersebut dikenal dengan nama Kurikulum Merdeka. Sebagai ruh dalam kurikulum merdeka adalah Profil Pelajar Pancasila. Guru sebagai pendidik memiliki peran utama untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Hal ini senada dengan pernyataan Juliani dan Bastian (2021:258) yang mengungkapkan bahwa pendidik perlu memahami lebih lanjut mengenai Profil Pelajar Pancasila.

Usaha untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila salah satunya adalah menanamkan budaya positif pada lingkungan sekolah. Hal ini diperlukan agar tercipta suasana belajar siswa yang merdeka, mandiri, serta bertanggungjawab. Budaya positif dapat tercipta bilamana sekolah juga mampu menyediakan lingkungan yang positif, aman, serta nyaman. Salah satu strategi yang harus dikaji ulang untuk menciptakan budaya postif di sekolah adalah bentuk disiplin yang saat ini telah diterapkan di lingkungan sekolah khususnya pada kelas. Disiplin yang kita kenal selama ini erat kaitannya dengan hukuman yang membuat siswa merasa tersakiti ataupun tertekan. Hal ini membuat siswa bertindak tidak sesuai dengan motivasi internal ataupun kesadaran diri namun karena motivasi eksternal atau dorongan dari luar.

Keyakinan kelas yang dibentuk dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membentuk siswa menjadi disiplin di sekolah khususnya di kelas berdasarkan motivasi internal atau dorongan dari dalam diri pribadi siswa masing-masing, sehingga budaya positif sekolah dapat terwujud, serta Profil Pelajar Pancasila dan terbentuk dalam diri siswa.

Penanaman Budaya Postif melalui Keyakinan Kelas pada suatu sekolah dapat diciptakan melalui beberapa 4 tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, refleksi, dan tindak lanjut. Hal yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah pertama, membuat rancangan kegiatan. Kedua, menyampaikan rancangan kegiatan pada Kepala Sekolah serta meminta izin. Ketiga, koordinasi dan sosilaisasi pada rekan sejawat serta warga sekola. Keempat, menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan.

Tahap pelaksanaan terdiri atas sosialisasi konsep keyakinan kelas pada siswa. Kemudian, siswa melakukan curah pendapat mengenai peraturan yang diingini serta kondisi kelas yang diimpikan. Berikutnya, siswa menulis suasana kelas impian pada kertas post it. Langkah selanjutnya, siswa menempelkan hasil curah pendapat di papan pajangan kelas. Kemudian, guru dan siswa meninjau hasil curah pendapat serta mengelompokkan menjadi nilai-nilai yang akhirnya menjadi inti keyakinan kelas yang disepakati.  Guru dan siswa meninjau keyakinan kelas yang terbentuk kemudian menyalin pada kertas manila atau karton serta membubuhkan tanda tangan seluruh warga keas. Pada akhirnya, siswa menempel keyakinan kelas pada dinding kelas.

Refleksi perlu dilakukan sebagai evaluasi terhadap hal yang sudah dilaksanakn dengan tujuan untuk mengetahui apakah kegiatan telah berjalan dengan baik atau masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Hal lain yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan umpan balik dari siswa sebagai data untuk melakukan refleksi. Kekurangan yang ditemukan pada tahap refleksi merupakan data untuk melakukan tindak lanjut berupa perbaikan, namun bila sudah tidak ditemukan kekurangan maka tindak lanjutnya berupa sikap konsistensi dalam melaksanakan keyakinan kelas yang dibuat. Dengan 4 tahapan tersebut diharapkan keyakinan kelas dapat terbentuk dengan baik dan menciptakan budaya postif di sekolah. Bila budaya positif sekolah telah terbentuk maka akan mudah untuk menciptkan Profil Pelajar Pancasila pada diri siswa.

Berita Terkini