Erupsi Gunung Merapi

Penambangan Pasir Merapi di Sungai Gendol Ditutup Sesuai Imbauan Sultan HB X

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Truk penambang berebut meninggalkan lokasi tambang saat Erupsi Gunung Merapi, Sabtu (11/3/2023).

TRIBUNJATENG.COM, SLEMAN - Aktivitas penambangan pasir di Sungai Gendol yang berhulu di Gunung Merapi di Kalurahan Kepuharjo, Kabupaten Sleman sementara ditutup.

Penutupan dilakukan karena aktivitas Gunung Merapi masih tinggi setelah beberapa hari terakhir memuntahkan rentetan awan panas guguran (APG) sehingga aliran sungai Gendol di Kepuharjo dinilai berbahaya untuk aktivitas masyarakat. 

"(Ditutup) sejak kemarin, Selasa pagi. Ini untuk antisipasi agar tidak ada kegiatan di sungai Gendol sesuai dengan imbauan Ngarso Dalem (Sultan HB X) dan BPPTKG Yogyakarta yang merekomendasikan lima kilometer (sungai Gendol) tidak boleh (ada aktivitas)," kata Lurah Kepuharjo, Heri Suprapto, Rabu (15/3/2023). 


Ada empat titik jalur penambangan di Kepuharjo yang sementara ini ditutup. Jarak lokasi tersebut dari puncak sekitar 5-6 kilometer.

Penutupan dilakukan dengan cara membuat galian di jalur penambangan agar tidak bisa dilewati kendaraan.

Heri mengatakan, penambangan di Sungai Gendol di wilayah Kepuharjo sudah berizin dan telah dilakukan sejak tahun 2011. 

Akan tetapi penambangan dilakukan bukan hanya dari warga Kepuharjo melainkan juga dari luar daerah. Karenanya akses jalur sementara ini ditutup untuk mengantisipasi apabila ada warga dari luar daerah yang nekat menambang. Padahal kondisinya tidak boleh untuk aktivitas. 

"Di sungai gendol ini kan banyak sekali kegiatan (penambangan). Bukan hanya warga Kepuharjo, melainkan juga dari luar daerah. Kalau warga Kepuharjo sudah tau (tidak boleh beraktivitas). Tapi kami antisipasi warga luar (daerah)," katanya. 

Diketahui, gunung merapi (2.968 mdpl) diperbatasan DIY- Jateng hingga kini masih mengalami peningkatan aktivitas pasca memuntahkan rentetan awan panas guguran (APG) sejak Sabtu (13/3) kemarin.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pun telah memberikan surat edaran Pemberhentian Aktivitas Masyarakat di daerah potensi bahaya terutama di aliran sungai yang berhulu di gunung Merapi.

Hal tersebut untuk memberikan rasa aman, sekaligus menghindari resiko bencana dampak dari erupsi gunung Merapi seperti terjangan awan panas guguran, abu vulkanik maupun lahar hujan. 

"Hari ini saya menyampaikan surat edaran imbauan kepada Pak Lurah se- Kapanewon Cangkringan. (Surat berisi) imbauan masyarakat sesuai dengan arahan Bapak Gubernur, bahwa untuk aktivitas masyarakat di sekitar sungai berhulu Merapi sementara diberhentikan," kata Kustini. 

Dalam surat edaran nomor 014 tahun 2023 ini, Kustini mengimbau kepada masyarakat ataupun pelaku usaha agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya yang telah direkomendasi BPPTKG Yogyakarta.

Terutama di aliran sungai yang berhulu di gunung Merapi sektor barat daya yaitu sungai Krasak, dan sungai bedog sejauh 7 kilometer dari puncak. Kemudian sungai Boyong sejauh 5 kilometer dan di sektor Tenggara sungai gendol sejauh 5 kilometer. 

Imbauan untuk menghentikan aktivitas itu kini mulai berlaku. Batasnya belum ditentukan. Artinya hingga situasi dinilai sudah aman dari ancaman erupsi gunung Merapi. Kustini meminta masyarakat mematuhi imbauan tersebut. 

"Kita mengajak kepada masyarakat namanya imbauan harus ditaati. Karena aktivitas Merapi mulai tanggal 11 Maret sampai sekarang belum berhenti sehingga harapannya warga masyarakat di Sleman ini tetap landai- aman," katanya. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan, imbauan Pemberhentian aktivitas di aliran sungai berhulu Merapi ini bukan hanya berlaku di Cangkringan. Tetapi juga di Pakem dan Turi.

Menurut dia, aktivitas gunung Merapi hingga saat ini masih tinggi. Bahkan wilayah Cangkringan sempat diguyur hujan Abu vulkanik tipis. 

"Karenanya, berdasarkan rekomendasi BPPTKG Yogyakarta dan hasil pengecekan langsung ke lapangan maka disepakati memang dibutuhkan surat edaran Bupati terkait imbauan pemberhentian aktivitas masyarakat di wilayah potensi bahaya terutama di aliran sungai berhulu Merapi," kata Makwan. 

Sampai saat ini mitigasi bencana erupsi Merapi terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman.

BPBD kabupaten Sleman mengaku sudah membagikan seribuan masker kepada masyarakat di 7 kalurahan yang masuk wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.

Di samping itu, barak pengungsian dan hunian tetap (huntap) juga sudah disiapkan. Termasuk pemetaan dan perbaikan pada jalur evakuasi yang kondisinya rusak dan minim penerangan. (Rif)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Jalur Penambangan di Sungai Gendol Sleman Ditutup Sementara

Berita Terkini