Tunggu PDIP, Koalisi Perubahan Ingin Beri Kejutan soal Cawapres Pendamping Anies

Editor: Vito
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Koalisi Perubahan hingga kini tak kunjung menentukan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan menjadi pendamping Anies Baswedan di pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nabil Ahmad Fauzi mengatakan, penentuan figur bakal cawapres untuk Anies Baswedan akan menunggu dulu sikap politik partai politik lain, satu di antaranya PDI Perjuangan.

"Ya salah satunya (menunggu sikap politik pencapresan PDIP-Red)," ujarnya, saat ditemui di Hotel Grand Cemara, Jakarta, Rabu (15/3).

Menurut dia, sejauh ini hanya Koalisi Perubahan yang telah memiliki langkah maju, karena sudah mendeklarasikan capresnya. Namun, mereka masih menunggu sikap partai politik lain.

"Tapi kan ini nggak cukup kalau kami doang, makanya kalau Prabowo Gerindra semakin yakin akan kontestasi itu salah satu yang menguntungkan bagi kami juga. Berarti semakin yakin rakyat pemilu," jelasnya.

Nabil menuturkan, sikap politik soal pencapresan PDI Perjuangan masih ditunggu. Namun, ia memahami hal itu menjadi ranah atau kewenangan dari partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.

"Kami juga nggak mendesak, sampai dengan 1 jam sebelum pendaftaran kan masih sah saja, apalagi PDIP punya golden tiket. Jadi ya terserah dia-lah, dia mau kapan pun daftar selama belum lewat masanya. Yang repot kan kita masih kurang, kalau nggak cepat ya nggak kebagian," jelasnya.

Nabil menyebut, Koalisi Perubahan akan menjadikan cawapres sebagai kejutan. Nantinya, penentuan cawapres bakal melihat kondisi dan situasi di lapangan.

"Kami sudah sepakat capresnya siapa, tapi kadang-kadang faktor cawapres itu salah satu faktor yang kami harus lihat juga, karena kami harus tahu juga lapangannya seperti apa, yang akan turun di dalam lapangan itu siapa. Yang jelas variabel itu tidak pernah tunggal dalam penentuan cawapres," jelasnya.

Ia berujar, PKS membuka peluang mendukung bakal cawapres untuk Anies Baswedan dari eksternal koalisi. Menurutnya, kemungkinan dipilihnya cawapres dari eksternal koalisi turut mempertimbangkan figur tersebut harus bisa membawa kemenangan di pilpres 2024.

"Yakinlah, cawapres itu kadang-kadang element of surprise lebih besar daripada tokoh yang beredar. Bisa saja dari luar koalisi, sejauh untuk menopang kemenangan," ucapnya.

Meski demikian, Nabil menyatakan, pihaknya pun tetap menghormati jika masing-masing partai dalam koalisi tetap mendorong nama kadernya untuk menjadi cawapres Anies Baswedan.

"Kalau nama, tentu kami boleh sebut masing-masing. Kami hormati Demokrat masih menyodorkan AHY. Beredar nama lain. Masing-masing silakan tawarkan nama," jelasnya.

Menurut dia, cawapres untuk Anies Baswedan hingga kini masih belum mengerucut kepada nama tertentu. "Kami fokus pada kriteria, sambil nunggu momentum," ujarnya.

Berpeluang menang

Adapun, Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengeklaim, pasangan Anies Baswedan dan AHY berpeluang menang di pilpres 2024.

Ia menyebut, hal itu terpotret dari sejumlah hasil lembaga survei yang mengungkapkan pasangan Anies-AHY berpotensi menang melawan siapapun.

"Dalam beberapa survei terkahir, berbagai lembaga survei menyatakan bahwa Mas AHY ini adalah pasangan yang sangat solid, peluang menang besar melawan siapa pun," katanya, di Lapangan Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (14/3).

Herzaky menegaskan, Koalisi Perubahan bakal berkomitmen memenangkan pilpres 2024. "Lagi-lagi kalau Demokrat, komitmen kami adalah ingin menang di 2024, bukan hanya ingin berlayar," tukasnya.

Ia menuturkan, Demokrat telah menyerahkan sepenuhnya kepada Anies Baswedan untuk menentukan cawapresnya.

"Kami sudah menentukan sikap memilih Mas Anies Baswedan, dan kami sama-sama mengambil sikap menyerahkan kepada Mas Anies untuk memilih siapa cawapresnya," ucapnya.

Herzaky meyakini, Anies akan memilih cawapres yang memiliki peluang besar menang di pilpres 2024. "Jadi silakan Mas Anies menentukan siapa cawapres yang menurut beliau bisa membuat peluang menang semakin membesar," bebernya.

Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief menyebut, penentuan cawapres yang akan menjadi pendamping Anies Baswedan sudah dibahas oleh Koalisi Perubahan mencapai 80 persen.

Menurutnya, ada sejumlah hal yang masih menjadi pembahasan dari Koalisi Perubahan mengenai cawapres tersebut.

"80 persenlah (pembahasan cawapres Anies-Red), ya sedikit lagi-lah," tuturnya, saat ditemui usai mengikuti pidato kebangsaan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (14/3).

Andi mengungkapkan, pembahasan cawapres itu bakal menjadi 100 persen saat pendaftaran capres dan cawapres pada Oktober 2023.

Nantinya, ketiga parpol yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, yaitu Nasdem, PKS, dan Demokrat bakal menekan kesepakatan bersama soal capres dan cawapres tersebut.

"Kalau 100 persen itu pada bulan Oktober, nanti kan. Sekarang karena tanda tangan ini nggak bisa main-main. Apalagi Pak SBY, majelis syuro, Pak Surya Paloh kalau sudah sekali menandatangani kan gak bisa dicabut lagi," tandasnya

Dia menambahkan tanda tangan itu tidak bisa dicabut lagi ketika pimpinan ketiga parpol sudah menekan kesepakatan tersebut.

"Misalnya sudah menandatangani, kan nggak bisa dicabut lagi itu. Kredibilitas mereka akan jatuh pasti. Jadi karena itu perlu kehati-hatian," tukasnya. (Tribunnews/Igman Ibrahim/Fersianus Waku)

Berita Terkini