Oleh: Farida Ismawati, S.Pd., Guru SMP N 1 Kajoran Kabupaten Magelang
Matematika adalah pelajaran yang berkaitan dengan angka, simbol, dan perhitungan. Matematika wajib ada di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah akhir. Tujuan pembelajaran matematika yakni berfikir kritis, logis, dan cermat. Hasil penelitian menunjukkan anak dengan kemampuan matematika yang baik mempunyai wilayah otak dengan volume abu-abu yang lebih besar. Wilayah otak ini biasanya dibutuhkan dalam berbagai tugas kognitif yang melibatkan pengamatan visual dan pengambilan keputusan (Ulul Azam, 2015).
Materi fungsi kudrat merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika di SMP yang merepresentasikan tujuan tersebut di atas. Penguasaan terhadap materi fungsi kuadrat akan membuat siswa mampu berfikir kritis dan logis sehingga akan menjadi jempatan pemikiran dalam mempelajari materi matematika yang lainnya. Hal ini di kuatkan oleh pendapat Retno Damayanti (2021) yang menyatakan materi fungsi kuadrat merupakan materi yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran matematika di SMP, karena selain dapat memberi bekal kemampuan berhitung, kemampuan menalar dan pengembangan berpikir logis, kritis, cermat dan kreatif, juga dapat melatih kemampuan siswa menerapkan kemampuan-kemampuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa selama ini masalah tentang kesulitan belajar dalam fungsi kuadrat masih banyak dijumpai. Hal ini berdampak pada ketercapaian hasil KKM anak, selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun pembelajaran 2019/2020 dengan rata-rata 60 siswa tuntas KKM ada 6, siswa tidak tuntas KKM ada 26, sedangkan pada tahun pembelajaran 2020/2021 rata-rata yang diperoleh 63, siswa tuntas KKM ada 7, siswa tidak tuntas KKM ada 24. Selain itu dalam proses pembelajaran terdapat perilaku-parilaku yang menunjukkan motivasi belajar siswa yang kurang ideal.
Guna mengatasi masalah di atas guru akan mengunakan model pembelajaran cooperatif learning dalam pembelajaran matematika materi fungsi kuadrat. Dipilihnya model tersebut karena ada relevansi karakteristik dengan materi fungsi kuadrat. Secara lebih rinci keunggulan dari model cooperative learning dalam proses pembelajaran antara lain: pertama, dapat meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak dalam hal kerjasama, saling menghargai pendapat orang lain, toleransi, berfikir kritis, disiplin dan sebagainya; kedua, menumbuhkan semangat persaingan yang positif dan konstruktif, karena dalam kelompoknya, masing-masing anak akan lebih giat dan sungguh-sungguh bekerja; ketiga, menanamkan rasa persatuan dan solidaritas yang tinggi, sebab anak yang pandai dalam kelompoknya akan membantu temannya yang memiliki kemampuan kurang dari dia demi nama baik kelompoknya.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang umum dilaksanakan yaitu guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. langkah ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Langkah terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu agar siswa dapat termotivasi dalam mengikuti model pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok. Jadi pembelajaran kooperatif sangat positif dalam menumbuhkan kebersamaan dalam belajar pada setiap siswa sekaligus menuntut kesadaran dari siswa untuk aktif dalam kelompok, karena jika ada siswa yang pasif dalam kelompok maka hal itu dapat mempengaruhi kualitas pelaksanaan pembelajaran kooperatif khususnya berkaitan dengan rendahnya kerjasama dalam kelompok.