Oleh: Siti Khomariah, S.Pd., Guru TK PGRI 1 Sulursari, Kec. Gabus, Kab. Grobogan
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Melalui pendidikan dapat terbentuk insan yang berbudaya. Sebaliknya, budaya menuntun manusia untuk hidup sesuai dengan aturan atau norma yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang. Budaya diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai tujuan. Menurut Koentjaraningrat (2000: 181) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
Budaya dapat mempengaruhi perkembangan anak. Budaya mengajarkan kepada anak untuk saling teloransi, menghargai, dan saling menghormati dengan yang lain. Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan budaya tertentu akan membentuk budaya yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Kebudayaan juga menentukan pola pandang manusia. Inilah yang menjadikan asumsi bahwa budaya sebagai aspek penting dalam pembelajaran anak usia dini.
Keragaman budaya daerah telah melahirkan budaya Indonesia yang sangat kaya dan unik, seperti rumah adat, upacara adat, pakaian adat tradisional, tarian adat tradisional, alat musik dan lagu tradisional, senjata tradisional, dan berbagai makanan khas. Anak yang telah mengenal perbedaan budaya dengan baik, mereka akan lebih menghargai segala perbedaan yang ada di sekitarnya. Anak juga lebih menghormati dan merasa simpati maupun empati terhadap orang lain.
Memperkenalkan budaya daerah khususnya dan budaya Indonesia pada umumnya untuk anak usia dini dapat dilakukan oleh guru atau siapa pun. Caranya dengan memperlihatkan gambar-gambar kesenian, mengajak praktik langsung pada permainan tradisional, berkunjung ke museum, berkunjung melihat candi-candi dan lain-lain.
Jawa Tengah kaya akan permainan tradisional. Permainan ini sebagai budaya yang perlu untuk dilestarikan. Guru dapat memperkenalkan dengan cara menunjukkan gambar dan menjelaskan teori bermainnya. Selanjutnya siswa mempraktikkannya. Jenis-jenis permainan tradisional Jawa Tengah antara lain Bentengan, Congklak, dan Gobak Sodor.
Bentengan merupakan permainan yang dimainkan oleh dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 hingga 10 orang. Setiap kelompok mempunyai sisi yang digunakan sebagai ‘Benteng’, baik itu berupa pohon, tembok maupun tiang. Bentengan termasuk salah satu permainan yang menggunakan aktivitas fisik. Oleh sebab itu, permainan ini memerlukan area yang cukup luas.
Tujuan dari permainan Bentengan adalah menyentuh benteng lawan. Dengan begitu kelompok yang menang bisa ditentukan ketika ada salah satu kelompok yang berhasil lebih dulu menyentuh benteng kelompok lawan. Selain menggunakan cara tersebut, kemenangan bisa diraih dengan cara menangkap semua tim lawan dengan cara menyentuh bagian tubuhnya.
Kebudayaan daerah perlu diperkenalkan kepada anak karena kebudayaan daerah merupakan bagian dari sejarah dan tradisi suatu wilayah. Dengan memperkenalkan kebudayaan daerah, maka anak akan mengetahui dan memahami asal-usul budaya yang ada di daerahnya.
Dengan mengenalkan budaya daerah, terlebih budaya bangsa sejak dini kepada anak akan menjadikan anak mengenal bangsanya. Harapannya akan dapat menumbuhkan rasa cinta anak terhadap bangsanya.