Guru Berkarya

Peran Kecerdasan IQ, EQ, AQ, CQ Dan SQ dalam Belajar dengan Jigsaw

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ike Friana Hoodrat Pane, S.Pd., Guru BK SMK Negeri 1 Pemalang, Kab. Pemalang

Oleh: Ike Friana Hoodrat Pane, S.Pd., Guru BK SMK Negeri 1 Pemalang, Kab. Pemalang

Setiap orang memiliki kecerdasan, setiap orang punya kecerdasan yang menonjol satu atau dua jenis dan siap untuk berprestasi. Berdasarkan pendapat Dr. Goleman, ia menyatakan bahwa hanya 20 persen kecerdasan IQ memberikan sumbangan (kontribusi) di dalam kesuksesan, sedangkan yang 80 persen merupakan bagian dari pendukung lainnya yaitu kecerdasan emosional (EQ), Jadi, kecerdasan emosional (EQ) ini sangatlah penting dan sangat perlu juga untuk dikembangkan, dan merupakan hal yang paling berharga dalam tiap diri manusia.        

Guru bimbingan dan konseling Kelas X AK di SMK Negeri 1 Pemalang melatih IQ, EQ, AQ, CQ, dan SQ  sekaligus untuk menajamkan indera siswa dalam menangkap materi pelajaran, menajamkan pikiran dalam memahami intisari dari setiap pokok bahasan serta memberikan dorongan kepada akal untuk menghindari diri dari gangguan nafsu. Akhirnya konsentrasi kita akan lebih khusuk dan daya tangkap kita akan lebih cemerlang. Memori-memori yang disimpen dalam brangkas otak menjadi aman, tidak rusak dan tidak hilang, serta dapat digunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.    

Intelegence Quetient (IQ) adalah syarat minimum kompetensi. Intelegensi diartikan sebagai keseluruhan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (marhten Pali,1993). Emotion Quotient (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik dan dalam berhubungan dengan orang lain. Adversity Quotient (AQ) adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Creativity Qoutient (CQ) adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmudan teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya. Spritual Qoutient (SQ) adalah sumber yang mengilhami, melambangkan semangat dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebeneran tanpa batas waktu. (Agus Nggermanto, 2010).

Model Pembelajaran Jigsaw adalah sebuah model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen, kemudian setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas penugasan bagian materi belajar dan menyampaikan kepada anggota lain dalam kelompoknya. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli yang beranggotakan siswa yang kemampuan, asal dan latar belakang yang beragam. Kelompok ahli merupakan kelompok yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Metode Jigsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman kelompok atau teman sebaya dalam usaha membatu belajar. Tujuan dari model pembelajaran jigsaw adalah meningkatan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif dan penguasan pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa mempelajari materi individu. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa Jigsaw adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mengambil pola alternatif dari pembelajaran kelompok yang membuat peserta didik bekerjasama dalam suasana ketergantungan satu sama lain yang positif untuk mempelajari materi yang diberikan secara efektif sembari melatih dan menguatkan karakter dan soft skill.

Berita Terkini