Korban yang dalam keadaan gemetar dan syok, merasa takut untuk berteriak sehingga hanya mampu berusaha melawan keluar dari kamar tersebut.
Lebih lanjut, dosen mengancam akan mengagalkan skripsi mahasiswinya itu jika melaporkan kejadian tersebut.
"Segala chat dihapus oleh oknum dosen dan mahasiswi ini dipaksa untuk bungkam, jika tidak skripsinya akan digagalkan," tulis akun @kabarnegeri.
Saat kejadian, korban diketahui sempat memotret oknum dosennya dan langsung meminta rekaman CCTV kosan sebagai barang bukti untuk melapor ke polisi.
"Tolong bantu mahasiswa ini menemukan keadilan dan masa depan pendidikannya. Jangan sampai dia gagal skripsi karena ancaman dosen tersebut padahal sudsh jelas dia adalah korban pelecehan jika dilihat dari rekaman CCTV yang ada," tambah akun tersebut.
Diketahui, oknum dosen baru saja mendapatkan gelar dokter Ilmu Kedokteran dari Universitas ternama di Bali.
Video singkat berdurasi sembilan detik itu, sontak mengundang berbagai reaksi dari warganet.
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Picha Armedi mengatakan, pihaknya akan menelusuri akun yang pertama kali memviralkan video tersebut di sosial media.
Kasubdit III Ditreskrimum Polda Bali, AKBP Endang Tri Purwanto mengatakan, kasus tersebut tengah ditindaklanjuti oleh Polres Buleleng.
Kasus tersebut ditangani oleh Unit Perlindungan Perempaun dan Anak (PPA) Polres Buleleng.
"Sudah saya kirim ke Pak Kasat Reskrim Polres Buleleng, Pak Picha (AKP Picha Armedi). Segera ditindaklanjuti sama tim PPA yang ada di Polres (Buleleng),” ujar AKBP. Ni Luh Kompiang Srinadi, dilansir dari Tribunbalicom, Jumat (5/5/2023).
Tak berselang lama, Kasubdit IV PPA Ditreskrimum Polda Bali, AKBP Ni Luh Kompiang Srinadi kembali menghubungi dan menyatakan bahwa personel Polres Buleleng telah berada di TKP.
“Ini Pak Kasat (Kasat Reskrim Polres Buleleng) barusan telepon. Katanya sudah di TKP. Berarti sudah ditindaklanjuti,” terang Kasubdit IV PPA Ditreskrimum Polda Bali.
Sementara itu, masyarakat sekitar juga diharapkan dapat membantu korban dengan menghubungi pihak Kepolisian setempat jika mengetahui ada kejadian serupa.
“Itu kan rekaman CCTV. Saya lihat dia (korban) kan ditarik-tarik. Apakah benar ada dilakukan kekerasan seksual atau pelecehan.”