TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beberapa pengamat politik menyebut Jawa Tengah menjadi kunci kemenangan capres di Pemilu 2024 mendatang.
Bahkan ada beberapa partai yang fokus mendulang suara dari provinsi yang kini berpenduduk 34 juta lebih ini.
Potensi inilah yang juga dilirik oleh Partai Golkar yang berlambang pohon beringin.
Saat ditemui di kantornya, Ketua Harian DPD Golkar Jawa Tengah, Wihaji, mengatakan kader di partainya memiliki semangat yang sama untuk mendulang suara terbanyak di Jawa Tengah.
"Kalau lebih insyallah tidak mendahului Tuhan Yang Maha Kuasa, Insyallah akan lebih dibandingkan dengan perolehan kursi tahun 2019," ujar mantan Bupati Batang ini.
Saat Pemilu 2019, DPD Golkar Jawa Tengah mendapatkan jatah 11 kursi dari 10 dapil untuk anggota legislatif di DPR RI.
Ketika ditanya soal target kursi yang akan diraih pada Pemilu 2024, Wijahi mengatakan akan meraih sebanyak-banyaknya.
"Politik ini seni dengan segala kemungkinan. Tidak ada yang bisa mengukur kecuali Tuhan kita. Tugas kami ikhtiar dan menyakinkan kepada calon pemilih Golkar bahwa insyallah memilih Golkar tidak salah," tegasnya.
Wihaji berkeyakinan, sejarah politik Partai Golkar bisa menjadi pertimbangan masyarakat Jawa Tengah untuk menyerahkan suaranya ke legislatif.
"Hari ini harapan kita Golkar mampu menjawab suasana kebatinan rakyat bahwa Golkar pas juga loh di Jawa Tengah," tuturnya.
Partai Golkar yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto dipercaya mampu mendongkrak elektoral di Jawa Tengah.
"Ketua umum partai sangat berpengaruh terhadap elektoral dari partai itu sendiri. Ketokohan sangat berpengaruh. Saya kira yang paling penting (selain ketokohan) kita harus bekerja keras karena kadang-kadang berbanding terbalik," bebernya.
Di Jawa Tengah, Partai Golkar menganggap semua partai lain adalah kompetitor. Dirinya tidak merinci secara gamblang partai apa yang menjadi musuh terkuat.
"Politik ini seni dengan segala kemungkinan. Tahu-tahu partai tertentu menang. Jadi kalau saya menganggap semuanya kompetitor. Tidak ada yang bisa melihat dan menilai," katanya.
Wihaji mengatakan agar bisa melaksanakan Pemilu yang membahagiakan dan damai, para calon harus memiliki pikiran dan program.
"Siapapun calon presidennya itu berkomitmen tentang pikiran dan program. Bukan personal dan tokoh. Sehingga kalau pikiran dan program saya kira nanti adu gagasan menarik dan rakyat menilai bukan orang. Bukan siapanya tapi apanya," pungkasnya.(afn)