Dongeng Anak

Dongeng Anak Sebelum Tidur Kisah Drogo Si Raksasa Usil

Penulis: Alifia
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah dongeng

“Apa yang ditertawakan anak itu? Kenapa dia tidak takut kutelan?” gumam Drogo heran. “Apakah anak itu betul-betul punya sihir yang bisa bikin aku sakit perut? Rasanya tidak mungkin,” pikirnya lagi.

Drogo lalu berbaring tidur sambil bersender di bukit batu.

Sementara itu, Gada mulai sibuk di dalam perut Drogo. Gada ternyata membawa banyak sekali bungkusan bubuk permen letup di tas selempangnya. Di desa Gada, memang sedang ada permen model baru. Permen itu dibeli pemilik warung di kota besar.

Permen itu berbentuk bubuk rasa buah. Jika diletakkan di lidah dan basah dengan air liur, permen itu akan meletup letup membuat mulut geli.

Anak-anak desa suka sekali makan permen itu. Tadi pagi, Gada menceritakan rencananya melawan Drogo pada teman-temannya. Akhirnya semua anak desa menyumbangkan persediaan permen letup mereka pada Gada sebagai senjata. Gada mendapat sumbangan hampir seratus bungkus permen letup. Ia juga mendapat pinjaman helm motor dari anak pak kepala desa.

Nah, di perut Drogo, Gada segera memakai helm. Ia lalu mengambil bungkusan permen letup dari tas selempangnya. Ia membuka semua bungkusan satu persatu.

Bubuk permen letup yang ditabur Gada di perut Drogo, kini mulai bereaksi. Tup tup! Pletak pletak pletuk!

Semakin banyak permen letup yang ditabur, semakin besar letupan di perut Drogo raksasa.

“Ooo perutku.. kenapa seperti ada petasan di perutku?” seru Drogo yang terbangun kaget.

Raksasa itu segera berdiri sambil memegang perutnya. Letupan di perut Drogo semakin besar. Drogo berlari ke tepi danau untuk minum. Saat menunduk di tepi danau, Drogo merasa ingin bertahak. Dan…

“Uuuggghhh…” Drogo bertahak dengan bunyi besar sekali.

Bersamaan dengan itu, Gada terlempar keluar.

BYUUR… Gada tercebur ke danau. Ia segera sembunyi di balik daun-daun teratai yang menutupi permukaan danau.

Drogo tidak memerhatikan kalau Gada sudah terlempar keluar dari perutnya. Tuk! Pletak pletuk! Permen-permen letup terus meletup di perut Drogo.

“Ooo.. jangan-jangan anak kecil itu tidak bohong! Dia memang penyihir dan sudah menyihir perutku penuh dengan petasan!” seru Drogo ketakutan. Ia segera minum air danau sebanyak-banyaknya.

Namun, semakin banyak air masuk, bubuk permen letup semakin meletup di perut Drogo. Raksasa itu akhirnya pergi lari dari tempat itu. Ia tidak berani lagi datang ke desa itu. Tidak mau lagi tinggal di tepi hutan itu. Ia takut jika sihir di perutnya semakin parah.

Gada kembali ke desanya dengan wajah berseri. Teman-temannya menyambutnya dengan gembira.

Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo

Berita Terkini