TRIBUNJATENG.COM, PAPUA -- Konflik di Provinsi Papua telah berlangsung selama beberapa dekade, dan salah satu aspek yang mengejutkan adalah kehadiran mantan anggota TNI yang membelot dan bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Beberapa kasus kepindahan ini terjadi sejak tahun 1970-an, dan dalam beberapa kejadian, para pelaku bahkan mendapatkan jabatan yang mentereng di dalam KKB.
Pada Rabu (31/5), Satuan Tugas Damai Cartenz berhasil menangkap dua anggota KKB Papua yang memiliki sejarah sebagai mantan anggota TNI. Kejadian ini menambah catatan tragis tentang adanya anggota TNI yang meninggalkan tugas dan kewajibannya untuk bergabung dengan kelompok separatis di Papua.
Keputusan para mantan anggota TNI ini untuk membelot dan bergabung dengan KKB Papua tentu saja menimbulkan kecaman dan keprihatinan. Mereka yang seharusnya bertugas menjaga keamanan dan kedaulatan negara justru memilih untuk mengkhianati sumpahnya.
Lebih lanjut, tak hanya membelot, beberapa eks anggota TNI ini juga mendapatkan jabatan yang mentereng di dalam struktur KKB Papua.
Fakta ini menjadi perhatian serius, karena jabatan-jabatan tersebut memberikan mereka akses dan pengaruh yang lebih besar dalam melakukan tindakan kekerasan dan mengorganisir kelompok tersebut.
Pemerintah dan aparat keamanan harus menjaga dan memperkuat loyalitas anggota TNI terhadap negara. Pendidikan, pengawasan, dan pengawalan yang ketat perlu dilakukan untuk menghindari peristiwa membelotnya anggota TNI yang merugikan kedaulatan dan stabilitas wilayah.
Keberadaan eks anggota TNI yang membelot dan bergabung dengan KKB Papua dengan mendapatkan jabatan mentereng menunjukkan bahwa persoalan di Papua tidak hanya sebatas isu keamanan.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat masalah yang lebih dalam dan kompleks yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan bijak dan komprehensif oleh pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.
Siapa saja sosok-sosoknya?
1. Lucky Y Matuan alias Lukius
Nama pertama adalah Lucky Y Matuan alias Lukius.
Kabarnya dia sudah bergabung dengan KKB Papua sejak Februari 2021.
Kabar soal bergabungnya Lukius disampaikan oleh Juru Bicara OPM Sebby Sambom.
Dia bilang bahwa ada anggota TNI yang telah bergabung dengan TPN sejak Februari 2021.
"Dan saat ini bersama pasukan TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat)" ungkap Sebby lewat pesan singkat, Jumat (16/4/2023).
Konon katanya, Lukius bergabung dengan KKB atas kesadarannya sendiri.
Kabar itu juga dibenarkan oleh Jenderal (Purn) TNI Andika Perkasa saat masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Andika mengatakan Lukius yang berpangkat Pratu sudah terdeteksi bergabung dengan KKB Papua sejak Februari 2021, ketika meninggalkan pos tempatnya berajaga.
"Sebetulnya, terdeteksinya (bergabung KKB) pada bulan Februari yang lalu, di mana dia meninggalkan pos," terang Andika Perkasa, Selasa (20/4/2021).
Sebelum bertugas di Papua, Lukius yang lahir di Wamena, ditempatkan di Jawa Tengah.
"Dia berusia 24 tahun, lahir dan besar di Wamena."
"Ditempatkan setelah bertugas di salah satu Batalyon Infanteri di Jawa Tengah," ujar Andika.
2. Yotam Bugiangge
Nama kedua adalah Yotam Bugiangge.
Dia bergabung dengan KKB Papua setelah menghilang dari tempatnya bertugas di Kompi C Senggi, Kabupaten Keerom, Papua pada 17 Desember 2021.
Ia kabur membawa satu pucuk senjata SS-2 VI pada Jumat (17/12/2021) sore pukul 17.00 WIT, saat melaksanakan tugas jaga.
Sama seperti Lukius, Yotam juga putra asli Papua yang lahir di Nduga pada 24 Mei 1999.
Kabar terbaru menyebutkan Yotam Bugiangge kini telah menjadi pimpinan sebuah KKB Papua di wilayah Nduga.
Pada 26 Mei 2023 lalu, KKB pimpinan Yotam menyerang aparat TNI-Polri yang sedang patroli di Kampung Nogolait dan menyebabkan terjadinya kontak tembak.
Dikutip dari Tribun-Papua.com, aksi serupa kembali terjadi pada 29 Mei 2023, dan menyebabkan 162 warga Kampung Nogolait mengungsi ke Kota Kenyam.
Meski terbilang 'pendatang' di KKB Papua, sosok Yotam disebut-sebut ditakuti Egianus Kogoya.
Sebagai informasi, Egianus juga terkenal sebagai pimpinan KKB di Nduga yang kejam.
Kapolres Nduga, AKBP Rio Alexander Panelewen, mengungkapkan Yotam dan Egianus awalnya sempat bekerja sama.
Namun, setelah itu, Egianus dan Yotam berpisah membentuk kelompok masing-masing.
Berdasarkan informasi yang didapat Rio, Yotam dan kelompoknya berada di sekitar Distrik Kenyam setelah sempat pergi ke Yahukimo.
Ia menduga, keberadaan Yotam di Distrik Kenyam membuat Egianus tak lagi mendekat ke tempat itu.
3. Seth Jafeth Rumkorem
Lalu ada mantan anggota Kostrad, Seth Jafeth Rumkorem.
Menurut informasi, Seth resmi bergabung dengan KKB Papua pada tahun 1970-an.
Dia bahkan diangkat menjadi pimpinan tertinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Seth Rumkorem disebut bergabung dengan KKB Papua lantaran tidak puas pada pemerintahan Indonesia.
Sebelum bergabung dengan KKB Papua, Rumkorem adalah anggota TNI.
Ia pernah menjalani pendidikan di Sekolah Calon Perwira di Bandung tahun 1967.
Ayah Rumkorem, Mayor Tituler TNI AD Lukas Rumkorem, adalah tokoh yang ikut memperjuangkan Irian Barat menjadi bagian Indonesia.
Sang ayah pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung di era Presiden RI Soekarno.
Rumkorem meninggal pada 12 Oktober 2010 di kediamannya di Wageningen, Belanda.
4. Senat Soll aluas Ananias Yalak
Senat Soll adalah mantan anggota TNI yang melarikan diri usai terlibat jual beli amunisi dengan KKB Papua di Mimika pada 2018.
Ia merupakan aktor utama pembunuhan staff Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yahukimo pada Agustus 2020.
Juga, pembunuhan dua personel TNI AD di Yahukimo pada Mei 2021.
Senat Soll ditangkap tim gabungan TNI-Polri pada 2 September 2021, setelah dua tahun menjadi buron Polres Yahukimo.
Tak sendiri, Senat Soll ditangkap bersama lima anggotanya.
Dikutip dari Kompas.tv, ia melakukan perlawanan saat ditangkap.
Akibatnya, tim gabungan TNI-Polri Satgas Nemangkawi pun melepaskan tembakan hingga mengenai bagian kaki Senat Soll.
Hampir satu bulan setelah ditangkap, Senat Soll meninggal ketika dirawat akibat luka tembak di kakinya.
Ia meninggal di RS Bhayangkara Jayapura pada 26 September 2021.
"Benar, ada laporan tentang meninggalnya Senat Soll di RS Bhayangkara," ungkap Direskrimum Polda Papua saat itu, Kombes Faizal Ramadhani, Senin (27/9/2021).
5. Elieser Awom
Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, mengungkapkan ada nama mantan anggota TNI Elieser Awom yang bergabung dengan KKB Papua di tahun 80-an.
Elieser Awom dikenal sebagai tokoh senior KKB.
"Elieser Awom dari Brimob Kotaraja Papua di tahun 1980-an," ungkap Sebby pada April 2021.
Menurut situs ulmwp.org, Awom adalah pria kelahiran Pulau Numfor, 4 Juli 1948.
Ia yang lulusan SMP pernah bertugas di Resimen 12 Irian Barat (Papua).
Awom membelot dari TNI pada 1984 dan memutuskan bergabung KKB Papua.
Ia pernah dipenjara pada 1989, setelah ditangkap oleh TNI.
Meski sempat dijatuhi hukuman mati, Awom dan semua tahanan politik Papua Barat dibebaskan pada 2000, saat reformasi di Indonesia.
Awom meninggal pada 15 Juni 2018, dalam perjalanan dari Kaimana ke Bentuni saat menjalankan tugas Organisasi Papua Merdeka (OPM).
6. Surabut
Selain Elieser Awom, Sebby Sambom juga menyebut anggota TNI Surabut dari Batalyon 753 Arfai Manokwari.
Surabut, menurut Sebby, bergabung KKB Papua pada 90-an.
"Surabut dari Batalyon 753 Arfai Manokwari tahun 1990-an," tandasnya. (Intisari Online)
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 SD halaman 73 74 75 Subtema 2 Pembelajaran 2 Sampul Buku
Baca juga: Hari Ini, Dimulai MQK Provinsi Jawa 2023 di Ponpes Al Mubaarok Manggisan Wonosobo
Baca juga: Minimalisasi Kecelakaan, KIT Batang Pasang Rambu, Garis Kejut hingga Penerangan Jalan
Baca juga: Dapat Saldo Dolar dari Isi Suryei di Aplikasi Penghasil Uang ySense, Begini Caranya