Berita Viral

Ayah Pemuda yang Berhubungan Intim dengan Ibu Kandung Sejak SMA Masih Ada, Pernah Ganggu Adiknya

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IPWL Agam Solid, lokasi karantina anak inses dengan ibu kandung di Kota Bukittinggi. IPWL Agam Solid beralamat di Nagari Ampang Gadang, Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam, Sumbar, Jumat (23/6/2023).

TRIBUNJATENG.COM, BUKITTINGGI - Anak melakukan hubungan seksual dengan ibu kandungnya atau inses di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) berasal dari lingkungan keluarga yang agamis.

Selain itu orangtua laki-laki juga masih ada.

Anak tersebut selain intim dengan ibunya juga sering mengganggu adik perempuannya.

Baca juga: Pemuda di Bukittinggi Berhubungan Intim Dengan Ibu Kandung Selama 10 Tahun Terakhir

Baca juga: Kasus dugaan Kekerasan di PIP Semarang, Korban Masih Mendapat Umpatan hingga Caci Maki

Fakta itu diungkap Ketua LSM Ganggam Solidaritas-IPWL Agam Solid, Sukendra Madra. Pihaknya saat ini sedang mengkarantina anak tersebut.

Berdasarkan data yang dimiliki Sukendra, anak tersebut telah inses dengan ibu kandungnya sejak masih duduk di bangku menengah atas.

Saat ini, anak tersebut telah berumur 28 tahun. Kasus inses dengan ibu kandungnya itu baru terungkap seusai IPWL Agam Solid menerima laporan dari pihak keluarga.

"Anak yang melakukan hubungan seksual dengan ibu kandungnya ini, sekarang sedang kami tangani. Saat ini anak itu telah kami karantina dan berjalan tujuh bulan," ungkap Sukendra, Jumat (23/6/2023), di Bukittinggi.

Sukendra menyebut, pihaknya menangani kasus anak inses dengan ibu kandungnya itu, seusai pihak keluarga melapor.

Pasalnya, kondisi anak tersebut sudah mulai meluapkan emosinya ke pihak keluarga.

"Anak ini bisa kami karantina, karena ada laporan dari keluarga. Mereka meminta untuk direhab. Sebab, anak ini sudah mulai mengancam dengan senjata tajam juga," terang Sukendra.

Seusai dikarantina, Sukandra menilai ada gejala gangguan kejiwaan yang dimiliki anak tersebut.

Dugaan tersebut terungkap saat Sukandra bersama pihaknya melakukan assessment atau pengecekan.

"Anak ini setelah kami cek, ada gangguan jiwa. Microsensorik otaknya kami duga sudah bermasalah. Ini terungkap saat kami periksa dengan metode-metode khusus," tutur Sukandra.

Lebih lanjut, Sukendra turut mengapresiasi Wali Kota Bukittinggi Erman Safar, karena telah berani membuka kasus ini dan bisa diketahui masyarakat luas.

"Kami selaku lembaga, memang sangat fokus untuk menangani kasus ini. Telah melapor ke wali kota, dan wali kota juga ikut menyumbangkan dana pribadinya untuk rehab anak tersebut," kata Sukandra.

Halaman
12

Berita Terkini