Berita Semarang

Kasus dugaan Kekerasan di PIP Semarang, Korban Masih Mendapat Umpatan hingga Caci Maki

Penulis: iwan Arifianto
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar saat konferensi pers yang digelar secara virtual oleh LBH Semarang terkait kasus kekerasan terhadap seorang taruna PIP Semarang berinisial MGG, di Kota Semarang.

Jalan lain

Menurut dia, pihaknya kini masih akan berupaya menempuh jalan lain. Di antaranya opsi konteks pidana yang sepertinya akan dilanjutkan kembali.

Kemudian, Rhadite menyebut, pihaknya juga membuat aduan ke lembaga DPR dan Kantor Staf Presiden (KSP). "Kami menggunakan fungsi pengawasan oleh para legislatif," tuturnya.

Terpisah, ibu korban MGG (19), Yoke mengungkapkan, niatan awal mengungkap kasus itu bertujuan untuk memutus mata rantai kekerasan di sekolah kedinasan tersebut.

Ia berujar, pihaknya sebenarnya tidak mau para pelaku penganiayaan dipenjara.

"Kami sudah mempelajari, ketika para pelaku kekerasan dipenjara, kekerasan tetap terjadi," bebernya.

Yoke ingin sekolah tersebut melaksanakan aturan terkait dengan antikekerasan yang sudah ada, baik di PIP Semarang maupun di Badan Pengembangan SDM Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan.

"Aturan sudah lengkap, sehingga stop doktrin mewajarkan kekerasan seperti yang anak kami alami," tukasnya.

Selain itu, ia mengaku, ancaman terhadap dirinya masih terus terjadi. Kendati demikian, ia tidak takut. Sebab, perbuatanya bukanlah kejahatan. Ia sebagai orangtua hanya ingin menyelamatkan anaknya.

"Kalian bilang anak kami lebay dan cengeng, sebenarnya kalian salah tempat. Jika kalian ingin kekerasan, jangan masuk kuliah ke PIP atau ke STIP, tapi masuk ring tinju," tandasnya. (iwn)

Berita Terkini