Haji 2023

Petugas Haji Minta Jemaah Hapal Posisi Tenda, karena Tak Ada Penanda Khusus

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Ajam Mustajam, saat membantu jemaah haji yang terpisah dari rombongan di pelataran Masjidil Haram, Kamis (22/6/2023)

TRIBUNJATENG.COM, MAKKAH - Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Haji (Kabid Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Al Rasyid meminta kepada para jemaah haji saat melakukan melakukan lempar jumrah untuk tertib.

Di Mina, imbau Harun, jemaah untuk waspada bisa menghapal posisi tenda yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia karena tidak ada penanda khusus.

"Harus menjadi perhatian karena di sana tidak ada tanda khusus yang membedakan tenda kita dengan jemaah lain atau tenda kita dengan maktab lain. Hampir sama semuanya," ujarnya saai ditemui di kantor Daker Makkah, Jumat (23/6).

Saat melakukan ibadah jumrah ada jalur-jalur di Jamarat yang sudah dipetakan masyariq. Dan petugas haji, kata Harun harus menghapalkan betul jalannya untuk bisa melindungi para jemaah haji.

"Ketika bergerak jalan bersama lindungi satu sama lain diantara teman. Ketika masuk terowongan jaga kekompakan dan kebersamaan. Kalau misal di terowongan itu terjadi mati lampu jangan panik tetap tenang dan lakukan sesuatu yang bisa menyelamatkan," ujarnya.

"Segera mendekatkan diri ke tembok sehingga tidak terjadi benturan dengan teman temanya agar terhindar dari kejadian yang tidak diharapkan. Ini pedoman untuk para jemaah demi kelancaran dan keselamatan jemaah saat puncak haji nanti," tambah Harun.

Jaga Kesehatan

Harun Al Rasyid mengimbau kepada para jemaah haji yang sudah berkumpul di Kota Makkah untuk menjaga fisik dan stamina jelang pelaksanaan puncak haji.

"Kami mengimbau kepada jemaah karena puncak haji sudah bisa kita hitung dengan jari, kurang lebih 4 hari lagi pelaksanaannya dan insha Allah wukuf jatuh pada tanggal 27 Juni," ujarnya.

"Jaga fisik, menjaga kesehatan, dan menghemat energi selama di Makkah al Mukaromah ini, sebelum nanti bergerak pada tanggal 8 dzulhijjah ke Arafah. Jangan memaksakan ke Masjidil Haram jika situasinya tidak memungkinkan," lanjutnya.

Ia mengingatkan, kondisi yang sehat sangat diperlukan dalam rangka ibadah puncak nanti di Arafah, Mabit di Muzdalifah, dan Mabit di Mina yang kurang lebih akan berlangsung selama empat hari.

Harun juga memberikan imbauan khusus kepada para jemaah selama di Arafah, Muzdalifah dan di Mina. Ketika sampai di Arafah karena setelah nanti jemaah bergeser dari Makkah pada tanggal 8 Dzulhijjah menuju Arafah. akan menginap selama satu malam.

"Acara puncaknya tanggal 9 Dzulhijjah baik pada ibadah salat zuhur maupun wukuf di Arafah. Saat sampai di Arafah saya imbau jemaah untuk tidak banyak melakukan pergerakan," ujar Harun.

Saat berada di Muzdalifah kepada para jemaah haji diimbau untuk melakukan mabit dengan tertib,dan turun dari kendaraan dengan hati-hati. Proses pengantaran jemaah dari Arafah ke muzdalifah dilakukan dengan antar jemput. Kemudian jemaah diturunkan di Muzdalifah untuk Mabit.

"Kami harap jemaah tetap menjaga ketertiban, menjaga kebersamaan dan kekompkan dan ketika nanti ada imbauan begerak menuju Mina akan dijemput kembali dengan bis yang sudah disiapkan pihak masyariq," ujar Harun.(Tribun Network/yat/wly/tribun jateng cetak)

Berita Terkini