TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Sikap E, (26), anak yang inses dengan bapaknya berubah setelah penemuan kerangka bayi di Tanjung, Purwokerto.
Dia yang sebelumnya terbuka dengan tetangga menjadi tak bisa ditemui.
Berikut kesaisian tetangga.
Baca juga: Bapak dan Anak yang Inses di Purwokerto Pernah Diusir Warga 12 Tahun lalu, Ini Kisahnya
Baca juga: Sosok Guru Spriritual Bapak Inses dengan Anak di Purwokerto, Ketemu Tahun 2011, Dimana Dia Kini?
Kasus pembunuhan 7 bayi hasil inses bapak dan anak di Banyumas memunculkan pertanyaan bagaimana kepekaan sosial masyarakat setempat.
Hal itu mengingat kejadian pembunuhan bayi-bayi itu terjadi sejak 2013 yang lalu.
Padahal lokasi temuan kerangka-kerangka bayi itu sebenarnya berada di pinggir sungai yang lokasinya tidak jauh dari permukiman padat penduduk.
Jasad bayi-bayi itu dikubur di lahan milik Tomo yaitu di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.
Salah seorang warga setempat yang tidak mau disebutkan nama lengkapnya, T (35) mengatakan memang warga sudah menaruh kecurigaan lama.
Terutama hubungan antara E (26) dan Ayahnya R (57) dianggap punya hubungan tidak biasa di luar kewajaran bapak dan anak.
Namun demikian warga menilai kalau E adalah anak yang bisa bergaul dengan masyarakat.
Akan tetapi diakui apabila perilaku E berubah setelah adanya penemuan kerangka bayi tersebut dan langsung tidak dapat ditemui.
"E pernah melahirkan pada 12 tahun lalu.
Itu hasil hubungan sama bapak kandungnya, 12 tahun lalu.
Makanya sempat diusir sama warga," katanya kepada Tribunbanyumas.com.
Bahkan warga sempat melihat dalam waktu yang belum lama ini E sempat terlihat gemuk.