TRIBUNJATENG.COM - Berikut gejala jika seseorang terkena virus antraks.
Virus ini tidak dapat dimusnahkan hanya bisa dikendalikan.
Antraks bisa bertahan sangat lama di tanah. Hewan yang positif antraks harus dikubur atau dibakar.
Penularan bisa melalui berbagai cara. Termasuk terhirup masuk ke paru-paru.
Berikut ulasan selengkapnya.
Baca juga: Kronologi Warga Gunungkidul Meninggal Terkena Antraks, Makan Daging Sapi yang Sudah Mati dan Dikubur
Baca juga: Cegah Penyebaran Antraks di Jateng, Disnakkeswan Siapkan 25 Ribu Dosis Vaksin
Masyarakat diimbau untuk tidak menyembelih hewan ternak yang mati karena sakit setelah muncul wabah antraks yang mematikan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tiga orang meninggal dunia di Dusun Jati, Desa Candirejo dengan riwayat menyembelih daging sapi yang sudah mati.
Salah satu dari mereka, yang meninggal pada tanggal 4 Juni lalu, dites positif untuk antraks.
Sampai Rabu (05/07), Kementerian Pertanian mencatat 12 ekor hewan ternak mati – enam sapi dan enam kambing – sementara 85 warga positif antraks berdasarkan hasil tes serologi yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
Tradisi Mbrandu atau purak, di mana masyarakat menyembelih hewan yang mati atau kelihatan sakit dan membagi-bagikannya, disebut menjadi faktor yang paling meningkatkan risiko terjadinya kasus antraks.
Apa gejala orang yang terpapar antraks?
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian telah meluncurkan penyelidikan epidemiologi yang dilaksanakan oleh satuan tugas One Health Kapanewon Semanu.
Kementerian Pertanian juga akan menggencarkan upaya komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat termasuk dengan merekrut kader untuk memantau dan merespons cepat kasus penyakit zoonosis.
Saat ini satu warga Desa Candirejo yang positif antraks masih menjalani perawatan di RSUD Wonosari.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan, pasien yang sudah lansia tersebut menjalani perawatan sejak pekan lalu.