TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Jawa Tengah terus berusaha untuk kembali bangkit pasca pandemi Covid-19.
Berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan penguatan pemasaran berorientasi ekspor.
Ketua Umum Iwapi, Nita Yudi mengatakan, upaya mendorong pemasaran ekspor telah dilakukan dengan mengadakan berbagai macam pelatihan ekspor bekerjasama dengan Bank Exim, BNI Xpora, dan beberapa kementerian untuk penguatan digital.
"Tentu saat ini kami sudah menjadi mitra strategis dari kementerian investasi dan BKPM agar para perempuan pengusaha di bawah bendera Iwapi sudah bisa mendapatkan Nomor Induk Berusaha, sertifikasi halal dan PIRT. Ini semua kami kerjasama agar legalitas produk bisa dipasarkan tidak hanya lokal tapi global," imbuhnya.
Dijelaskannya, saat ini anggota Iwapi yang berorientasi ekspor masih sedikit. Oleh sebab itu sekarang ini pihaknya fokus agar mereka siap menghadapi pasar global.
Meski pasar lokal masih terbuka lebar, namun diakui Nita Yudi ada beberapa produk anggota Iwapi ditujukan untuk pasar global. Selain itu, pelebaran pasar ini juga dilakukan agar usaha mereka bisa naik kelas.
"Potensi Jateng sangat banyak mulai dari kuliner dan kriya. Jumlah DPD Jateng terbanyak selain Jatim dan Jabar, melihat potensi luar biasa dengan pertumbuhan ekonomi Jateng secara year on year melebihi nasional menunjukan adanya potensi ekonomi," ujarnya saat menghadiri Rakerda Iwapi Jateng di Gradhika Jateng, Selasa (11/7).
Nita Yudi menambahkan, perlu mempersiapkan legalitas, sertifikasi dipenuhi agar tidak hanya bermain di local market tapi di global market.
Ketua DPD Iwapi Jateng, Ning Wahyu mengatakan, Rakerda ke-2 ini diikuti 450 peserta dari 33 Cabang Iwapi se Jateng. Dijelaskannya saat ini jumlah anggota Iwapi Jateng mencapai sekitar 2.000 orang. Angka tersebut .turun jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yang bisa mencapai 4.000 anggota.
"Banyak anggota yang lebih menyelamatkan usahanya sehingga tidak berorientasi. Pada pasca pandemi pertama jumlah anggota Iwapi Jateng masih 1.500 tapi sekarang sudah mulai kembali naik," ujarnya.
Dijelaskannya, sesuai tema yang diangkat yakni Peran Penting Iwapi di Usia 48 Tahun dalam mensukseskan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023. Pihaknya ingin bisa tetap berdaya untuk mempertahankan perekonomian nasional. Sebab 85 persen anggota Iwapi Jateng merupakan UMKM.
Ning Wahyu menambahkan, Iwapi Jateng menjadi provinsi terbesar di Indonesia dengan 34 Cabang, dan 12 ranting. Salah satu aplikasi untuk perbaikan ekonomi dilakukan pula Pameran Iwapi Jateng Expo di Mal Ciputra Semarang mulai 11-18 Juli 2023, Pameran tersebut diharapkan menjadi wadah agar produk dari anggota Iwapi bisa semakin dikenal.
"Dalam pameran tersebut kami juga mengundang beberapa asosiasi sehingga siapa tahu bisa muncul link kegiatan kerjasama bisnis. Kurang lebih ada 56 stand dalam pameran. Jangan menyerah di saat pasca pandemi harus tetap berjuang dan ekonomi kembali berjaya," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Jateng, Ratna Kawuri dalam sambutannya mengatakan, jika sebuah negara ingin maju maka unsur pengusaha minimal 12-14 persen dari total jumlah penduduk. Saat ini jumlah pengusaha di Indonesia masih 3,47 persen dari jumlah penduduk.
Oleh sebab itu, ia berharap Iwapi dapat mengakselerasi atau meningkatkan virus entrepreneur ke daerah-daerah. Sehingga dengan begitu akan menambah jumlah pengusaha di negeri ini. Pihaknya selalu membuka diri jika perlu ada kolaborasi untuk mendorong penguatan ekonomi Indonesia, khususnya di Jateng. (*)