Berita Jateng

BPJS Kesehatan Cabang Semarang Cek Distribusi Kartu JKN di Kabupaten Demak

Penulis: amanda rizqyana
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar melakukan kegiatan spotcheck untuk memastikan kesesuaian pendistribusian Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada peserta segmen Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - BPJS Kesehatan Cabang Semarang melakukan kegiatan spotcheck untuk memastikan kesesuaian pendistribusian Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada peserta segmen Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK).

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menyambangi secara langsung beberapa warga di kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, serta mencocokan data yang tertera di dalam kartu kepesertaan JKN telah sesuai dengan domisili yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP) masing-masing warga.

”Alhamdulillah, beberapa kami lakukan pengecekan, peserta telah mendapatkan kartu fisik dengan baik, dan  sesuai dengan data yang tertera di tempat kami. Namun, jika ditemui beberapa data yang sedikit berbeda, melalui spotcheck ini kami sekaligus melakukan pengkinian data sesuai dokumen kependudukan,” ucap Andi pada Tribun Jateng, Senin (31/7/2023).
Tak hanya pengecekan data, peserta yang bersangkutan juga dapat memperoleh informasi terkini seputar Program JKN, meliputi hak dan kewajiban sebagai peserta, prosedur atau alur pelayanan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, serta manfaat dari Program JKN  bagi masyarakat.


Para peserta pun tak luput diedukasi mengenai inovasi terbaru dari BPJS Kesehatan.

“Seperti penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitas peserta JKN, maka peserta tidak perlu mencetak fisik Kartu JKN. Peserta yang hendak mengakses layanan Program JKN cukup menyebutkan NIK, menunjukkan e-KTP atau Kartu JKN digital melalui Aplikasi Mobile JKN,” tuturnya.

Selain itu, melalui kunjungan langsung petugas BPJS Kesehatan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memahami JKN lebih dalam lagi.


Ada pula yang menyampaikan kendala saat mereka menggunakan JKN untuk berobat. Semua yang disampaikan masyarakat adalah bentuk umpan balik langsung untuk penyelenggaran Program JKN yang lebih baik lagi.

“Masyarakat yang kami kunjungi ini adalah beberapa dari sekian banyak pengakses layanan Program JKN, sekaligus kami memastikan mereka memperoleh pelayanan kesehatan tanpa kendala, karena Program JKN ini sudah menjadi bagian dari kehidupan warga setempat,” ucapnya.

Seperti halnya Rumini, seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah bekerja selama empat tahun di Saudi Arabia, saat ini sangat bersyukur sekembalinya ke Indonesia dirinya memiliki jaminan kesehatan.


Sebagai peserta Program JKN yang terdaftar pada segmen PBI  sejak tahun 2018 lalu, ia mengaku sangat terbantu biaya pelayanan kesehatan dirinya ada yang menjamin.

“Satu tahun setelah punya Kartu JKN, saya ternyata disarankan untuk menjalani operasi batu ginjal, tak hanya sekali, bahkan sampai tiga kali. Sampai akhirnya harus menjalani hemodialisa,” ucapnya.

Mulanya ia keberatan, untuk menjalani hemodialisa selain menempuh perjalanan dari Demak ke Semarang, juga kendala biaya. Namun, setelah dirinya berkonsultasi, ia dapat menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Sunan Kalijaga Demak, tentunya dekat dengan tempat tinggalnya.

“Tiga tahun sudah saya menjalani hemodialisa ini, saya merasa terbantu dengan adanya Program JKN. Jika tidak ada Program JKN saya pasti sudah menyerah dan menerima kondisi ini, hidup dengan sakit gagal ginjal,” tegasnya.

Sebagai peserta JKN, yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah pusat, Rumini berharap Program JKN ini dapat terus berlanjut.


Ia yakin tidak hanya dirinya, namun banyak masyarakat diluar sana yang banyak menggantungkan hidupnya pada program ini.

“Jangan ragu, berobat pakai Program JKN karena pelayanannya sangat prima. Saya tiga tahun menjalani pengobatan, seluruh tenaga medis di rumah sakit sangat baik dan ramah. Kendala iur biaya juga tidak ada bahkan, untuk memperpanjang rujukan saya saat hemodialisa sudah mudah, bisa dilakukan di rumah sakit,” ucapnya.

Berita Terkini