Berita Banyumas

Mengenang Ajat, Penjual Mi Ayam yang Putuskan Berangkat ke Banyumas Jadi Penambang 3 Pekan Lalu

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ajat (29) salah satu korban terjebak di lubang tambang Banyumas. Sebelum menambang emas, korban berjualan mie ayam.

TRIBUNJATENG.COM, CIBINONG - Salah seorang penambang yang terjebak di lubang galian di Pancurendang, Ajibarang, Banyumas bernama Ajat Sudrajat (29).

Sebelumnya ia merupakan penjual mi ayam.

Siapa sangka, upayanya beralih pekerjaan demi mencoba menggapai lebih banyak rezeki justru berakhir tragis.

Doa bersama para keluarga korban penambang bersama unsur Forkompinda Banyumas di lokasi utama lubang galian 8 penambang yang terjebak, Minggu (30/7/2023). (Ist. Basarnas Cilacap.)

Ajat merupakan warga Bogor salah satu korban yang terjebak di lubang tambang Banyumas dan nasibnya masih belum diketahui.

Karena sudah hampir sepekan korban terjebak dan keberadaannya belum diketahui, pihak keluarga pun ikhlas dan menggelar tahlilan di rumah di Kampung Gunung Leutik, Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Pak Ahad (54), orang tua korban menceritakan bahwa putranya itu sebelumnya merupakan pedagang mie ayam.

Baca juga: Ahli Forensik Unsoed Sebut Peluang Hidup 8 Penambang di Banyumas Terjebak Sangat Minim

Baca juga: Potret Lubang Dondong Tambang Emas di Banyumas, Awal Mula Tragedi Akibatkan 8 Penambang Terjebak

"Sebelumnya jualan mie ayam, pakai gerobak dorong," kata Ahad kepada TribunnewsBogor.com.

Dia sudah bertahun-tahun menjadi pedagang mie ayam, namun pendapatannya tidak mengalami peningkatan.

Sedangkan di kampungnya tak ada lapangan pekerjaan lain yang lebih baik selain merantau.

"Di sini pekerjaan susah, bertani ada batasnya kan. Di sini banyak yang merantau ada yang ke Jakarta, Bogor, Jambi, Lampung, tersebar," tambah Pak Enen (55), kerabat korban.

Hal ini pun turut dirasakan korban Ajat Sudrajat.

Kesulitan ekonomi membuat dia memilih mengadu nasib dengan ikut bersama kerabatnya.

Yakni menjadi menjadi penambang di Banyumas demi menafkahi istri dan dua anaknya di kampung.

Bahkan pekerjaan penambangan emas ini pun baru korban lakoni tiga pekan sebelum musibah terjadi.

"Baru dia kerja jadi penambang, baru tiga minggu. Awalnya dia ikut kerabatnya, kalau kerabatnya (korban lain) mah sudah biasa," kata Pak Enen.

Halaman
1234

Berita Terkini