Berita Viral

Juli Pecahkan Rekor Bulan Terpanas dalam Sejarah, Era Pemanasan Global Berakhir, Bumi Kini Menidih

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Kekeringan

Dampak udara panas ini memang bervariasi antarnegara, namun secara keseluruhan membuat suhu udara global lebih tinggi dari rata-rata.

"Hal yang mengkhawatirkan adalah kita mengalami musim panas yang sangat hangat di bumi bagian utara padahal dampak dari munculnya El Nino terkait temperatur global belum terasa" kata Dr Howden.

"Jadi ketika hal itu terjadi dan itu bisa saja terjadi dalam beberapa bulan mendatang, kita akan melihat berlanjutnya suhu panas ini."

Tindakan lebih cepat diperlukan

Rekor suhu tinggi membuat para pakar mengatakan perlunya usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca lebih cepat dari sekarang, serta mempersiapkan diri lebih baik untuk masa depan.

"Rasanya mengerikan melihat gambar-gambar kebakaran di Yunani saat ini," kata Dr Perkins-Kirkpatrick.

"Apa yang terjadi di Australia tiga tahun lalu bukanlah satu peristiwa terpisah begitu saja. Sekarang sudah terjadi di mana-mana dan akan terus terjadi."

"Saya merasa bahwa kita belum mempersiapkan diri dengan baik."

Dalam pidatonya Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan pengambilan tindakan lebih cepat dan lebih jauh, termasuk target pengurangan gas rumah kaca baru dari negara-negara G-20 dan peningkatan investasi di bidang cuaca.

"Udara sudah tidak bisa kita hirup, suhu sudah tidak tertahankan, sementara mendapat keuntungan dari bahan bakar fosil serta tidak adanya tindakan di bidang cuaca tidak bisa bisa diterima."

"Kita sudah mencapai beberapa kemajuan, namun semua itu tidak cukup atau kecepatannya belum memadai."

(Kompas.com)

Berita Terkini