Mengenai kabar meninggalnya beliau, hal tersebut telah dipastikan merupakan kabar hoaks yang beredar di tengah masyarakat melalui pesan singkat whatsapp.
Baca juga: Perjalanan Karier Sastra Cak Nun Emha Ainun Nadjib Ternyata Ayah Vokalis Band Terkenal
Perjalanan Karir
Perjalanan Karier Cak Nun
Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun merupakan budayawan yang lahir Jombang, 27 Mei 1953.
Cak Nun memiliki lima anak yang di antaranya adalah Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang lebih dikenal dengan Noe Letto.
Awal perjalanan Cak Nun dalam kepenulisan dimulai sejak akhir 1969.
Saat menginjak usia 16 tahun, ia meninggalkan pondok pesantren dan melanjutkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta.
Pada 1970 Cak Nun bergabung dengan kelompok diskusi dan studi sastra yang dipimpin oleh Umbu Landu Paranggi, Persada Studi Klub (PSK), di bawah Mingguan Pelopor Yogyakarta.
Kegiatannya dimulai ketika Cak Nun menulis puisi di harian Masa Kini dan Berita Nasional.
Tak hanya itu, Cak Nun juga menulis puisi di Majalah Muhibbah yang mana merupakan majalah terbitan UII Yogyakarta dan menulis cerpen di Minggu Pagi dan MIDI.
Cak Nun kemudian banyak menerbitkan puisinya di media massa terbitan Jakarta seperti Horison.
Ketidakpuasannya membuat Cak Nun menghasilkan sajak dan cerpen ringan yang kemudian berlanjut menulis esai, kritik drama, resensi film, dan pembahasan mengenai pameran lukisan.
Cak Nun menggunakan nama samaran Joko Umbaran atau Kusuma Tedja dalam tulisan-tulisannya.
Pada 1975, Cak Nun mengikuti sebuah Festival Puisi 1975 di Jakarta dan diundang dalam Festival Puisi Asean 1978.
Cak Nun sempat menjadi redaktur kebudayaan di harian Masa Kini sampai hingga 1977 dan menjadi pemimpin Teater Dinasti, Yogyakarta.