TRIBUNJATENG.COM, LUMAJANG - Kisah meninggalnya seorang mahasiswa UI yang dibunuh oleh seniornya hingga kini membuat geram pihak keluarga korban.
Mereka tak habis pikir mengapa pelaku bertindak setega itu.
Pihak keluarga pun tak menyangka, berbagai tingkah laku aneh korban secara tidak langsung sebagai pertanda kepergian untuk selama-lamanya.
Hal itu pun diungkap ibunda Muhammad Naufal Zidan.
Baca juga: Tersangka Pembunuhan Mahasiswa UI Tak Bisa Tidur, Sosok Zidan Selalu Menghantui Ingin Balas Dendam
Baca juga: Pengakuan Mahasiswa UI Terinspirasi Film Narcos Dari Netflix Sebelum Bunuh Zidan, Ini Sipnosisnya
Meninggalnya mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhammad Naufal Zidan (19) menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Terungkap sebelum dibunuh oleh seniornya, Altafasalya Ardnika Basya (22), ternyata ada permintaan sederhana dari Zidan.
Hal ini diungkap oleh ibundanya, Elfira Rustina.
Sambil menangis histeris, Elfira Rustina berkata bahwa putra sulungnya terakhir berpamitan kuliah.
"Zidan kuliah, Zidan kuliah," teriak Rustina dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (6/8/2023).
Lalu sewaktu di bandara mengantar Zidan terbang untuk kuliah di Depok, sang anak sempat mengurai sebuah permintaan sederhana.
Dia meminta untuk foto bareng dengan orangtuanya.
Padahal selama ini Zidan paling susah difoto.
Permintaan sederhana Zidan itu menjadi penyesalan bagi sang ibunda karena tak menyadarinya sebagai tanda pertemuan terakhir.
Baca juga: Inilah Zidan Korban Pembunuhan Seniornya Ternyata Mahasiswa Berprestasi UI Punya IPK Nyaris Sempurna
Baca juga: Alasan Alta Mahasiswa UI Bunuh Adik Tingkat: Crypto Rugi Rp 80 Juta dan Utang Pinjol Rp 15 Juta
"Saya sangat menyesal tidak memahami firasat itu."
"Ternyata itu saat pertemuan kami untuk yang terakhir,” imbuhnya.
Sementara itu, Sohibi Arif, ayah Zidan mengatakan, anaknya tidak bisa dihubungi sejak Rabu (2/8/2023), hari dimana mahasiswa UI tersebut dibunuh.
Padahal biasanya Zidan sering menelepon keluarganya, namun di hari itu dia sama sekali tak bisa dihubungi.
"Biasanya telepon."
"Tapi Rabu (2/8/2023) itu tidak bisa dihubungi, saya WhatsApp juga tidak respons," ungkapnya.
Hal ini membuat Arif tak bisa tidur karena khawatir dengan kondisi Zidan.
"Saya nggak bisa tidur mikir Zidan kenapa-kenapa," cerita Arif.
Lalu pada Jumat (4/8/2023), Sohibi akhirnya menyuruh salah seorang kerabatnya untuk mengecek kondisi Zidan.
Berkali-kali mengetuk pintu kamar kos, namun Zidan tak kunjung merespons.
Kerabat korban lalu meminta penjaga kos agar membuka kamar Zidan.
Penjaga indekos dan kerabat korban lantas menemukan jenazah Zidan yang terbungkus plastik hitam di kolong tempat tidur. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Bak Sebuah Firasat, Ibu dari Mahasiswa UI yang Dibunuh Senior Ungkap Permintaan Aneh Anak di Bandara
Baca juga: Klasemen Sementara Hari Pertama Hockey Outdoor di Porprov XVI Jateng
Baca juga: Kisah Nenek Suyatmi, Diwisuda S1 Usia 116 Tahun, Ingin Lanjut Kuliah S2
Baca juga: Akhirnya Debut di J2 League, Pratama Arhan Gagal Menangkan Tokyo Verdy Vs Shimizu S-Pulse
Baca juga: Mengharukan! Ini Pesan Terakhir Aji Santoso Sebelum Meninggalkan Persebaya Surabaya