Berita Batang

Desa Terpencil Pranten Batang Sudah Bisa Akses Internet, Kepala Desa Sebut Banyak Dampak Positif

Penulis: dina indriani
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Diskominfo Batang Triossy Juniarto saat mengunjungi UMKM di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Kebutuhan koneksi internet di era digital sekarang ini menjadi hak yang mendasar, tidak hanya di wilayah perkotaan tapi juga di desa terpencil. 

Satu di antaranya adalah Desa Pranten  yang berada di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara.

Sudah satu tahun desa itu terhubung dengan internet melalui program merdeka sinyal dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Batang yang bekerja sama dengan provider Iconnet. 

Hadirnya akses internet di Desa Pranten memiliki dampak positif bagi warga. 

Warga desa tersebut kini tidak lagi ada kesenjangan informasi, hampir semua melek teknologi informasi yang menjadi jembatan ekonomi global.

Meskipun memiliki kondisi wilayah perbukitan dengan ketinggian 1.800 mdpl yang menjadi kendala kelancaran sinyal. 

“Dulu sebelum ada internet warga yo gaptek (gagap teknologi), kalau mau telepon saja susah, kita harus ke Dieng dulu dengan jarak yang cukup jauh dan naik turun bukit.

Sekarang bisa sambil tiduran di kamar sudah bisa semuanya,” tutut Sekretaris Desa Pranten, Ela Nurlaela.
 
Tidak hanya itu, masyarakat juga sudah bisa mengoperasikan gadget dan berselancar di dunia maya.

Bahkan pemuda lebih kreatif inovatif, mereka ada yang menjadi konten Vloger dan Youtuber. 

“Pemanfaatan internet tidak hanya mencari informasi, tapi juga dimanfaatkan untuk promosi produk dan jual beli online seperti keripik kentang, chiken dan sambel krangean dan lainnya melalui media sosial, kini mereka banyak orderan,” jelasnya. 

Ia juga menyatakan masyarakat juga sudah melakukan pembelian online melalui layanan Cash On Delivery (COD).

Bahkan mereka juga belajar pengolahan makanan berbahan dasar kentang melalui medsos youtube. 

“Selain mereka jual kentang mentah yang jadi unggulan pertanian, masyarakat juga belajar olahan makanan melalui youtube.

Masyarakat juga sekarang tahu harga kentang melalui pantau informasi di medsos, yang dulu kita sering dibohongi oleh oknum pedagang nakal,” terangnya.

Keberadaan jaringan internet menggunakan Fiber Optik (FO) di Desa Pranten menjadi berkah bagi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) meskipun hasilnya masih sebatas untuk biaya perawatan.

Dengan jumlah pelanggan internet warganya mencapai seratus dari jumlah 600 KK. 

“Memang pengelolaannya dan pembayaran internet melalui Bumdes setiap bulan bisa mencapai Rp 6 Jutaan lebih, pembayaran provider hanya sekitar Rp 5 jutaan.

Dari total 600 KK yang sudah berlangganan ada seratus KK, tapi kejelasannya belum saya cek kembali,” ungkapnya. 

Pihak pemerintah desa juga memberikan layanan hotspot internet gratis di dua titik yang menjadi layanan publik masyarakat Desa Pranten. 

Masyarakat pun, lanjut dia, sekarang sangat dimudahkan dalam pelayanan pemerintahan yang sekarang hampir semuanya menggunakan aplikasi, baik pelayanan administrasi kependudukan maupun pembayaran pajak dan lainnya.
 
“Alhamdulilah masyarakat desa kini sudah mampu mengembangkan digital ekonomi, digital society dan digital government,” tandasnya. 

Sementara itu, Kepala Diskominfo Batang Triossy Juniarto mengaku, senang dan bahagia karena kerja keras yang selama ini dilakukan Pemkab Batang akhirnya membuahkan hasil. 

Pihaknya pun terus melakukan evaluasi pasca masuknya jaringan internet di beberapa wilayah pedesaan. 

"Karena dengan demografi yang beragam dan akses jalan yang sulit, kendala dalam penyebaran jaringan internet tidak bisa diabaikan, itulah mengapa kita lakukan evaluasi terus menerus,” ujarnya.

Menurutnya, akses internet bukan hanya menjadi jembatan menuju informasi global, tetapi juga menjadi katalisator perkembangan ekonomi digital, masyarakat digital, dan pemerintahan digital di daerah ini.(din)

Berita Terkini