TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Momentum peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia, menjadi kebanggaan bagi sejumlah orang.
Tak terkecuali bagi para perajin batik di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
Salah satunya yakni Ahmad Failasuf, perajin batik warga Desa Kemplong, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.
Perajin batik ini mendapatkan banyak pesanan karena, membuat batik sutra tulis bertemakan khas Indonesia seperti batik sutra tulis motif burung Garuda dan batik tulis 'Gurdo' merah putih.
"Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 77, kami selaku perajin batik, menciptakan desain burung Garuda atau Gurdo, dalam rangka mencintai dan melestarikan budaya Indonesia," kata Ahmad Failasuf, perajin batik asal Wiradesa, Sabtu (19/8/2023).
Dengan memanfaatkan momentum tersebut, maka selama bulan Agustus para perajin batik fokus memproduksi batik khusus dengan tema kebangsaan.
"Pembuatan batik yang mengusung semangat nasionalisme tersebut tak ada bedanya dengan pembuatan batik motif lain. Hanya saja perlu ketelitian lebih, terutama ketika membuat motif garuda pancasila karena detailnya yang cukup rumit," imbuhnya.
Menurutnya, saat ini kondisi batik Indonesia semakin hari semakin baik. Harapannya dengan memakai batik, kembali menyejahterakan para perajin batik.
"Pasca pandemi Covid-19, kondisi batik semakin membaik," ujarnya.
Lalu, untuk batik merah putih dan batik garuda ini merupakan pesanan dari konsumen dan ada juga ide kreatifnya sendiri.
"Yang jelas tiap tahun setiap kemerdekaan kami menciptakan batik merah putih untuk Indonesia," ucapnya.
Pihaknya menambahkan batik bermotif Indonesia yang khusus dibuat bertepatan dengan momentum bersejarah hari kemerdekaan menjadi buruan masyarakat.
Bahkan sampai saat ini, ia masih menyelesaikan sejumlah pesanan untuk pelanggannya.
"Sementara itu untuk harga kain batik sutra tersebut dibandrol dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 5 juta rupiah," tambahnya.