Suami Bunuh Istri di Semarang

Alasan Tukang Keris di Semarang Bunuh Istri Disaksikan Mertua, 2 Anak Mereka Alami Trauma

Penulis: iwan Arifianto
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Inafis Polrestabes Semarang saat melakukan olah tempat kejadian perkara kekerasan dalam rumah tangga yang menewaskan seorang perempuan di kota Semarang, Senin (28/8/2023).

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Nasib malang dialami Arisa Ariani (22) warga Sendangguwo, Tembalang, Kota Semarang yang dihajar suaminya hingga tewas.

Nasib dua anak korban kini  alami trauma setelah  kehilangan sosok seorang ibu.

Bahkan, anak korban paling kecil hingga kini masih mencari ibunya.

Ia tak tahu ibunya telah dibunuh oleh sang ayah dalam kondisi mabuk minuman keras.

Baca juga: Teror Misterius Sasar Emak-emak di Jambi, Diancam hingga Rumahnya Dilempar Kotoran Tiap Malam

"Anak korban ada dua masih kecil-kecil. Paling besar kelas 1 SD dan paling kecil masih TK. mereka tampak trauma. Nah, yang TK ini terus menangis masih mencari-cari ibunya," ucap Pekerja Sosial Masyarakat di Kecamatan Tembalang, Nani, Senin (28/8/2023).

Korban sebelum meninggal dunia dihajar habis-habisan oleh sang suami bernama Yuda Bagus Zakharia yang bekerja sebagai pengrajin keris, pada Senin (28/8/2023) dini hari.

Wajah dan tubuh korban alami sejumlah luka lebam dan sayatan.

Korban dan pelaku merupakan warga satu kampung.

Setiap malam, korban tidur di rumah orangtua pelaku.

"Pas kejadian penganiayaan mertua laki-laki pelaku ya di rumah tapi diam saja. Katanya sih takut dibunuh, padahal masih sehat harusnya bisa telpon, WA atau minta tolong ke siapa saat korban teriak-teriak dihajar," katanya.

Ia menyebut, informasi dari ketua RT setempat pelaku nekat menghajar istrinya dengan alasan cemburu.

Sebagai pendamping, ia merasa miris sebab kejadian penganiayaan sudah terjadi secara berulang tetapi tidak ada dukungan terhadap korban.

"Informasinya korban sering dihajar, kasihan anak-anaknya, mereka trauma," imbuhnya.

Beberapa staf dari Pemkot Semarang datang ke lokasi.

Mereka tampak melakukan asesmen dan pendampingan terhadap anak korban. 

Menurut Nani, kejadian itu amat disayangkan ketika Pemkot masih gencar peduli terhadap perempuan dan anak malah terjadi kasus ini.

"Bu Walikota tadi juga datang ke sini," paparnya.

Diberitakan sebelumnya,  seorang perempuan Arisa Ariani (22) ditemukan meninggal dunia dengan luka di sekujur tubuhnya, Senin (28/8/2023) sekira pukul 04.00 WIB.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, antara korban dan suaminya sempat terjadi cek-cok di sebuah rumah Jalan Sendangguwo Selatan, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang.

Para tetangga korban sempat mendengar keributan tersebut tetapi tak berani melerainya.

"Iya berdasarkan para keterangan saksi seperti itu," ucap Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar saat dihubungi Tribun.

Polisi mendapatkan informasi penganiayaan tersebut dari laporan yang masuk di Command Center Polrestabes Semarang.

Personel yang mendatangi lokasi ternyata sudah mendapati korban dalam kondisi luka-luka sayatan dan lebam di wajah serta sekujur tubuh.

Sejumlah petugas medis dari Ambulance Hebat Kota Semarang juga berada di lokasi kejadian.

Dari petugas medis, anggota polisi mendapatkan informasi korban sudah meninggal dunia.

"Korban diduga dianiaya oleh suaminya sendiri bernama Yuda Bagus Zakharia," beber Kapolrestabes.

Polisi kini masih memburu tersangka.

Detail penyebab kematian korban masih dilakukan pemeriksaan.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita juga sempat mendatangi lokasi kejadian. (Iwn)

Berita Terkini