"Kami tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau diteladani dari akhlak pemimpin-pemimpin besar, untuk yang beradam Islam meneladani akhlak Rasulullah," ucap SBY.
"Dan yang kami rasakan sekarang ini mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati, tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," sambung SBY.
SBY khawatir jika Partai Nasdem dan Anies tidak komitmen dalam piagam Koalisi Perubahan, maka jika mendapatkan kekuasaan kemungkinan bakal melenceng dari kesepakatan.
"Saya kira kalau direnungkan ini, kami ambil hikmahnya, mungkin kami dibebaskan dari dosa yang mungkin dipikul kalau masih berada bersama-sama mereka mengusung seseorang menjadi pemimpin bangsa Indonesia," kata SBY.
"Bayangkan kalau di masa depan kalau mempunyai mitra koalisi yang tidak patuh pada kesepakatan yang dibuat bersama."
"Apalagi kalau mendikte, mengatur yang lain, memaksakan kehendak," ujar SBY.
Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrat menyatakan Anies dan Partai Nasdem mengkhianati piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang sudah disepakati.
Baca juga: Lukisan SBY "Kabut Pagi di Dusun Sunyi" Laku Rp 510 Juta, Syarief Hasan Pembelinya
Menurut Sekjen Partai Demokrat sekaligus Anggota Tim 8, Teuku Rifky Harsya, sebelumnya Anies sudah mengusulkan kepada para partai politik anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) supaya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih menjadi bakal Cawapres.
Bahkan menurut Rifky, Anies sampai menulis surat kepada AHY pada 25 Agustus 2023 yang isinya meminta supaya AHY mau menjadi bakal Cawapresnya.
Akan tetapi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh disebut secara sepihak menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai bakal Cawapres Anies, di Nasdem Tower pada 29 Agustus 2023.
Keputusan itu, kata Rifky, diambil Surya Paloh tanpa memberitahu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota KPP.
Menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demorkat, Herzaky Mahendra Putra, Partai Demokrat sudah mencium gelagat bakal terjadi manuver politik itu beberapa pekan lalu.
Alhasil, hal itu terungkap pada pekan ini ketika Partai Nasdem dan PKB sepakat membentuk koalisi dengan mengusung bakal Capres dan bakal Cawapres Anies-Muhaimin.
Partai Demokrat pun menyatakan mencabut mandat bakal Capres dari Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan.
Namun, mereka belum mengungkap siapa yang akan didukung sebagai Capres di kemudian hari. (*)