Pilpres 2024

SBY Bersyukur Partai Demokrat Diselamatkan Tuhan, Manuver Nasdem Bukti Tak Amanah di Pilpres 2024

Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono di Lebaran hari pertama, Sabtu (22/4/2023).

TRIBUNJATENG.COM, BOGOR - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim tetap bersyukur meskipun telah dikhianati oleh Partai Nasdem menuju Pilpres 2024.

Menurut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini, manuver politik yang dilakukan khususnya oleh Surya Paloh tidaklah elok.

Dia tak bisa membayangkan jika dia atau sosok yang diusungnya (Anies Baswedan) terpilih untuk memimpin negeri ini.

Dia meyakini, karena ambisi-ambisi politiknya, rakyat akan dicederai.

Contoh adalah partai yang dirangkul sejak awal untuk mengusung Anies Baswedan saja dikhianati, apalagi yang lain. 

Baca juga: Kata SBY Soal Demokrat Ditikung Anies dan Nasdem: Kasar, Melebihi Batas Kepatutan

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa partainya "diselamatkan" Tuhan, terkait manuver sepihak Partai Nasdem dan bakal Capres Anies Baswedan yang menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi bakal Cawapres.

Hal itu disampaikan SBY dalam Sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat yang digelar di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

"Di sisi lain, meskipun dibeginikan oleh Capres Anies dan mitra koalisi kami, tapi sesungguhnya kami harus bersyukur kepada Allah SWT, bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," kata SBY.

SBY mengakui Partai Demokrat ditinggalkan oleh Partai Nasdem dan Anies yang membuat kesepakatan diam-diam dengan PKB.

Akan tetapi, dia masih bersyukur karena saat manuver itu terungkap, masih terdapat waktu buat menentukan sikap.

Padahal menurut SBY, Anies sempat menyatakan akan mengumumkan bakal Cawapres dalam deklarasi yang digelar pada awal September 2023.

"Bayangkan kalau ditelikungnya seperti ini, ditinggalkannya ini 1-2 hari sebelum batas pendaftaran ke KPU."

"Bayangkan seperti apa."

"Kami masih ditolong oleh Allah, diselamatkan oleh sejarah," ujar SBY.

SBY menyebut dua bakal calon presiden Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto mengajak Partai Demokrat untuk bergabung dengan mereka. (Tangkapan layar Kompas TV)

Baca juga: Jawaban SBY Diajak Bergabung 2 Bacapres Ganjar dan Prabowo, Lebih Baik Daripada Manuver Bawah Tanah

Baca juga: Anies Baswedan dan Tim 8 Koalisi Perubahan Akan Temui SBY dan AHY di Cikeas

Selain itu, SBY bersyukur kepada Allah SWT karena manuver Partai Nasdem, PKB, dan Anies Baswedan menjadi sinyal supaya Partai Demokrat tidak keliru memilih mitra koalisi.

"Kami tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau diteladani dari akhlak pemimpin-pemimpin besar, untuk yang beradam Islam meneladani akhlak Rasulullah," ucap SBY.

"Dan yang kami rasakan sekarang ini mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati, tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," sambung SBY.

SBY khawatir jika Partai Nasdem dan Anies tidak komitmen dalam piagam Koalisi Perubahan, maka jika mendapatkan kekuasaan kemungkinan bakal melenceng dari kesepakatan.

"Saya kira kalau direnungkan ini, kami ambil hikmahnya, mungkin kami dibebaskan dari dosa yang mungkin dipikul kalau masih berada bersama-sama mereka mengusung seseorang menjadi pemimpin bangsa Indonesia," kata SBY.

"Bayangkan kalau di masa depan kalau mempunyai mitra koalisi yang tidak patuh pada kesepakatan yang dibuat bersama."

"Apalagi kalau mendikte, mengatur yang lain, memaksakan kehendak," ujar SBY.

Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrat menyatakan Anies dan Partai Nasdem mengkhianati piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang sudah disepakati.

Baca juga: Lukisan SBY "Kabut Pagi di Dusun Sunyi" Laku Rp 510 Juta, Syarief Hasan Pembelinya

Menurut Sekjen Partai Demokrat sekaligus Anggota Tim 8, Teuku Rifky Harsya, sebelumnya Anies sudah mengusulkan kepada para partai politik anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) supaya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih menjadi bakal Cawapres.

Bahkan menurut Rifky, Anies sampai menulis surat kepada AHY pada 25 Agustus 2023 yang isinya meminta supaya AHY mau menjadi bakal Cawapresnya.

Akan tetapi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh disebut secara sepihak menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai bakal Cawapres Anies, di Nasdem Tower pada 29 Agustus 2023.

Keputusan itu, kata Rifky, diambil Surya Paloh tanpa memberitahu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota KPP.

Menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demorkat, Herzaky Mahendra Putra, Partai Demokrat sudah mencium gelagat bakal terjadi manuver politik itu beberapa pekan lalu.

Alhasil, hal itu terungkap pada pekan ini ketika Partai Nasdem dan PKB sepakat membentuk koalisi dengan mengusung bakal Capres dan bakal Cawapres Anies-Muhaimin.

Partai Demokrat pun menyatakan mencabut mandat bakal Capres dari Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan.

Namun, mereka belum mengungkap siapa yang akan didukung sebagai Capres di kemudian hari. (*)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul Manuver Nasdem Duetkan Anies-Cak Imin, SBY: Demokrat Diselamatkan Tuhan

Baca juga: Ibu Aldila Jelita Ancam Bongkar Aib Indra Bekti, Marjam: Bom Besar Akan Meledak Jika Rujuk

Baca juga: Inilah Sosok Erik Pengemis Tunawicara di Bogor, Suka Pamer Alat Kelamin, Saku Celana Ada Rp 50 Juta

Baca juga: Penipu Catut Nama Camat Cepogo Boyolali, Dwi Sundarto: Minta DP Buat Program Kredit Motor

Baca juga: Satu Pelajar Tewas, Viral Tawuran di Kaliwungu Semarang, Awal Pemicu Masih Ditelusuri Polisi

Berita Terkini