Nabi Muhammad merupakan seorang keturunan Bani Hasyim, salah satu klan suku Quraisy yang dihormati di Mekkah.
Ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, sedangkan sang ibu bernama Aminah binti Wahab.
Nabi Muhammad tumbuh sebagai anak yatim, di mana sang ayah meninggal sebelum Rasulullah lahir ke dunia.
Ayahnya adalah seorang saudagar yang kerap bepergian ke Negeri Syam.
Sewaktu singgah di Madinah, Abdullah bin Abdul Muthalib sedang dalam keadaan sakit dan akhirnya meninggal dunia di sana.
Setelah Nabi Muhammad lahir, sang ibu menyerahkannya kepada Halimah Sa'diah untuk disusukan.
Hal ini merupakan tradisi bangsa Arab, di mana mereka menyusukan sang anak kepada perempuan desa tempat mereka tinggal.
Tujuannya, supaya anak-anak mereka, termasuk Nabi Muhammad dapat tumbuh di lingkungan pedesaan yang udaranya masih bersih.
Nabi Muhammad tinggal bersama Halimah selama empat tahun di Dusun Bani Sa'ad.
Nabi Muhammad baru kembali tinggal bersama Aminah pada usia enam tahun.
Selama hidup bersama sang ibu, Aminah sering mengajak Nabi Muhammad berziarah ke makam ayahnya di Madinah sekaligus bersilaturahmi dengan sanak saudaranya.
Namun, suatu hari, ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, sang ibu jatuh sakit dan akhirnya wafat di sana.
Nabi Muhammad pun tumbuh menjadi anak yatim piatu dan diasuh oleh sang kakek bernama Abdul Muthalib.
Sayangnya, dua tahun setelahnya sang kakek meninggal dunia sehingga Nabi Muhammad harus diasuh oleh sang paman, yaitu Abu Thalib.
Berbeda dengan kehidupan sang kakek yang dihormati oleh warga Kota Mekkah, paman Nabi Muhammad ini merupakan seorang sangat miskin.