Atas adanya peristiwa itu, Hendrar pun melaporkan peristiwa itu kepada Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul serta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dia pun meminta arahan dan sikap serta langkah yang harus diambil dari situasi yang berkembang tadi malam tersebut.
Atas perintah Hasto, seluruh kader diminta untuk meredam emosi.
Ia juga meminta kepada jajaran PDIP Semarang untuk melaporkan persoalan tersebut ke ranah hukum.
"Jadi kami akan segera laksanakan segera setelah acara ini kita lakukan dua perintah pak sekjen itu. Meredam emosi kawan-kawan dan juga melaporkan kasus ini ke kepolisian," katanya.
Bantah Lakukan Pemukulan
Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso saat dikonfirmasi membantah adanya aksi pemukulan yang dilakukannya kepada seorang relawan PDIP.
"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu. Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," katanya Joko Santoso yang juga merupakan anggota DPRD Kota Semarang.
Joko Santoso mengatakan ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut dan dirinya hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban, Suparjiyanto (58) mengalami luka-luka.
"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam-red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan. Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," kata Joko.
Orang yang diduga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga. (Istimewa)
Dijelaskannya, kemarahan terhadap Suparjiyanto dipicu masalah bendera.
Awalnya sejak lima bulan yang lalu dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDI Perjuangan di wilayah kampungnya RW IV Bandarharjo, Kota Semarang.
Namun baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.
Namun yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang ada terpasang di semua lingkungan RW.
Menurutnya hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.