TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dalam beberapa waktu terakhir, nama Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD santer dikabarkan bakal menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di pilpres 2024.
Menanggapi hal itu, Ganjar menegaskan, semua kandidat masih memiliki peluang yang sama. Komunikasi antara pimpinan partai koalisi masih terus berjalan. Begitu pula komunikasi dengan kandidat bakal cawapres yang akan mendampingi dirinya.
"Semua masih peluang yang sama pada hari ini. Dan di antara kami ada pimpinan partai, saya, semua berkomunikasi, dan saya juga berkomunikasi dengan beliau-beliau.," katanya, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (20/9).
"Ya, mudah-mudahan kami akan segera bertemu dan menyepakati, sehingga teman-teman bisa segera mendapatkan nama siapa yang akan mendampingi saya," sambungnya.
Selain Mahfud MD, beberapa nama lain juga diisukan akan menjadi pendamping Ganjar Pranowo di pilpres 2024.
Mereka yakni Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Andika Perkasa (mantan Panglima TNI), hingga Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR).
Ganjar pun sempat mengungkap soal kriteria bakal cawapres yang diinginkannya. Pria berusia 54 tahun itu menjelaskan, tokoh tersebut harus satu visi dengannya, punya semangat untuk melayani publik, dan memiliki semangat antikorupsi.
"Ciri-ciri, dia mesti satu visi dengan saya, iya dong. Dan kemudian kami mesti bisa jadi satu tim. Dan punya spirit (semangat-Red) yang sama untuk melayani. Punya spirit yang sama untuk melanjutkan pemerintahan ini. Punya spirit yang sama untuk antikorupsi," paparnya, dilansir YouTube KompasTV, Selasa (19/9).
Politisi PDI Perjuangan itu menuturkan, bakal cawapres nanti tak harus yang berusia muda atau tua. Menurutnya, semua punya semua peluang. Sosok yang menjadi bacawapres nanti harus bisa melengkapi dirinya sebagai bacapres.
"Ah, sama (usia muda atau tua-Red). Jangan berpikir yang junior lebih hebat dari senior atau sebaliknya. Semuanya punya peluang yang sama, saling melengkapi," tandasnya.
Adapun, PDI Perjuangan bakal menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV di Kemayoran, Jakarta Pusat pada 29 September hingga 1 Oktober 2023. Spekulasi bermunculan bahwa rakernas itu akan mengumumkan bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
Namun, Ganjar menjelaskan, rakernas tak selalu bicara soal elektoral atau kandidat bakal cawapres. Ada sejumlah topik lain yang akan dibahas dalam acara tersebut.
"Besok rakernasnya temanya adalah kedaulatan pangan. Jadi Rakernas PDI Perjuangan itu bisa berlangsung dan beberapa kali, dan temanya beda-beda. Jadi, maaf, rakernas kami tidak selalu bicara hanya sekadar elektoral dan kandidasi. Tapi kemarin bicara kemiskinan jaminan sosial, besok kami bicara pangan," terangnya.
Ketika ditanya apakah tetap ada kemungkinan soal ditunjuknya bakal cawapres dalam rakernas itu, Ganjar tak memberikan jawaban secara pasti. "Kita tunggu saja," ungkapnya.
Pencermatan
Adapun, PDI Perjuangan mengakui nama Menko Polhukam Mahfud MD masuk dalam kandidat bakal cawapres Ganjar Pranowo.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyampaikan, pihaknya dan partai koalisi pengusung Ganjar Pranowo tinggal melakukan pencermatan atas nama kandidat bakal cawapres yang muncul.
Menurut dia, dinamika politik yang berkembang ikut menentukan cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
"Ya itu kan nama-nama yang sudah disuarakan oleh publik dan juga Mbak Puan sudah menyebutkan nama-nama itu, sehingga saat ini tinggal pencermatan," ucapnya, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Selasa (19/9), dilansir Kompas.com.
"Dan dinamika politik ini juga ikut mengerucutkan. Jadi dinamika politik ikut mengerucutkan bakal cawapres yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo," sambungnya.
Adapun, dalam sebuah acara di Kompas TV beberapa waktu lalu, Mahfud MD mengaku, tidak lagi berambisi mencalonkan diri di pilpres.
Berbeda dari Pilpres 2019 lalu, kali ini ia tak mau terlalu ngoyo. "Mengalir saya, dan saya tidak akan berusaha untuk itu," ujarnya.
Ia menyatakan, akan fokus bekerja sambil melihat situasi. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu bahkan mengaku siap jika di 2024 dirinya pensiun dari panggung politik Tanah Air.
"Karena begini, saya punya pengalaman ketika saya ingin menjadi sesuatu itu tidak jadi. Ketika sedang tidak ingin menjadi sesuatu jadi," tukasnya. (Tribunnews.com/Nuryanti/Malvyandie Haryadi/Muhamad Deni Setiawan)