Oleh: Sri Nur Aeni., Guru Ekonomi SMA N 1 Mranggen
Sebagai tenaga pendidik yang profesional, peran guru di samping melaksanakan tugas pokoknya yaitu mendidik dan membimbing siswa, guru juga dituntut agar dapat mengadakan pembaharuan atau perbaikan pembelajaran melalui penelitian. Dengan demikian, guru tidak lagi cukup hanya sebagai penerima pembaharuan pembelajaran yang sudah tuntas, melainkan ikut bertanggungjawab, berperan serta aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang dikelola.
Bukan hanya guru saja yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga menunjukkan bahwa siswa merasa memiliki ikatan dengan yang sedang dipelajari. Ikatan yang dimiliki siswa pada materi yang dipelajari ditunjukkan juga dengan siswa tertarik terhadap semua hal yang berhubungan dengan materi tersebut. Potensi yang dikembangkan secara maksimal akan membuat siswa mampu berprestasi secara maksimal pula.
Untuk mendapatkan hasil dan prestasi yang maksimal, guru perlu memberikan pembelajaran yang memanfaatkan model pembelajaran yang menarik salah satunya adalah Mind Mapping.
Hamid (2011: 227) menjelaskan bahwa Mind Mapping adalah permainan yang sangat baik dilakukan untuk mengenal sampai sejauh mana pengetahuan siswa terhadap suatu materi atau pelajaran. Selain itu, permainan ini juga bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai alternatif jawaban dari suatu persoalan pada suatu materi pelajaran. Selain itu, mind mapping akan melatih siswa berpikir sistematis. melatih siswa memetakan pikirannya, melatih swa membuat kategoris Tilaar. Langkah pembelajaran Mind Mapping yang diterapkan di SMA N 1 Mranggen Kabupaten Demak dalam menyampaikan materi Kegiatan Ekonomi kelas X adalah pertama, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kedua, guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa, dan sebaiknya permasalahan tersebut mempunyai alternatif jawaban. Ketiga, guru kemudian membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3 siswa.
Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusi. Keempat, Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis, lalu mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. Kelima, dari data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi pengahargaan sesuai konsep yang disediakan guru, Setelah semuanya selesai, kemudian guru mengevaluasi dan menutup pembelajarannya. Beberapa manfaat dalam menerapkan mind Mapping diantaranya, pertama membantu untuk berkonsentrasi (memusatkan perhatian) dan lebih baik dalam mengajar. Kedua, meningkatkan kecerdasan visual dan keterampilan observasi. Ketiga, melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi. Keempat, melatih inisiatif dan rasa ingin tahu. Kelima, meningkatkan kreativitas dan daya cipta. Keenam, membuat catatan dan ringkasan pelajaran dengan lebih baik serta meningkatkan kecepatan berpikir dan mandiri.
Permasalahan yang sebelumnya ditemukan ketika penulis melakukan observasi yaitu minat belajar yang belum optimal ditunjukkan dengan banyak siswa yang tidak bisa memperhatikan secara terus-menerus terhadap materi yang disampaikan, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya ataupun memberanikan diri menanyakan materi yang belum dipahami. Pada saat jam pelajaran berlangsung ada siswa yang bermain-main sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru, ini ditunjukkan dengan saat pembelajaran ditemui beberapa siswa bermain HP, mengobrol dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Melalui penerapan model pembelajaran Mind Mapping ternyata dapat menghapuskan sebagian permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. siswa berubah menjadi lebih aktif dan perduli terhadap pembelajaran yang dijalaninya serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.