TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kakak ipar Brigpol SH atau Brigadir Polisi Setyo Herlambang yakni Dwi Jatmiko, melihat ada luka tembak di dada kiri saat dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Semarang.
Dwi menjelaskan istri korban memang meminta autopsi dilakukan di Semarang.
Saat dilakukan autopsi dirinya melihat ada luka tembak di dada kiri korban.
"Lukanya hanya satu tembus ke belakang," bebernya.
Istri Brigpol SH atau Brigadir Polisi Setyo Herlambang, sempat melakukan komunikasi via WhatsApp sebelum akhirnya ajudan Kapolda Kaltara dikabarkan tewas.
Keluarga Brigadir Polisi Setyo Herlambang minta penyelidikan dilakukan secara transparan.
"Saya minta supaya transparan dan terbuka kenapa ada kejadian seperti itu, satu sisi adik saya akan melahirkan," ujar kakak ipar korban Dwi Jatmiko saat menghadiri autopsi di rumah sakit Bhayangkara Semarang, Sabtu (23/9/2023).
Dwi menjelaskan sekitar pukul 10.44 WIB di hari kejadian, pengawal pribadi Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) masih berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp dengan sang istri.
Kemudian, istrinya tidak bisa menghubungi sekitar pukul 11.00 WIB.
"Saat itu adik di rumah Jalan Gajah Timur Dalam V Semarang," ujarnya saat akan meninggalkan RS Bhayangkara Semarang, Sabtu (23/9/2023).
Korban saat itu meminta istrinya agar makan yang banyak karena akan melahirkan. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi.
"Cuma suruh makan banyak. Setelah itu loss contact," imbuhnya.
Menurutnya istri korban mendapat kabar Brigpol Setyo Herlambang meninggal dunia sekitar pukul 11.15 WIB. Kabar itu disampaikan dari teman korban melalui telepon.
"Dapat telepon dari temannya katanya kecelakaan. Tapi kecelakaan apa maksudnya saya tidak tahu. Kejatuhan genting aja itu bisa dikatakan kecelakaan," tuturnya.
Di sisi lain Dwi menjelaskan korban sudah 10 tahun berdinas di luar Jawa. Pulangnya pun setiap dua tahun sekali.