Masruri gigih untuk membujuk Tera untuk menekuni olahraga menembak karena menurutnya mendapatkan petembak muda berbakat, yang khusus di nomor running target sangat sulit di Indonesia.
Nomor pertandingan menembak target yang bergerak ini kurang populer, salah satunya karena butuh arena khusus dan hingga kini hanya ada di Jakarta, dan Palembang.
Masruri mengatakan pada saat percobaan menembak pertama Tera saat jadi mahasiswa baru di UNJ, hasilnya memang tidak bagus.
Tapi Masruri melihat bahwa karakter Tera bagus sebagai seorang petembak.
Sifat Tera yang pendiam dan cenderung acuh terhadap kondisi sekelilingnya akan bermanfaat karena dia bisa lebih fokus pada menembak ketika jadi atlet.
“Awalnya dia tidak mau, tapi saya yakin anak ini bakalan bagus karena cuek dengan keadaan sekitarnya. Akhirnya saya terus SMS dia untuk datang latihan,” kata Masruri dikutip dari Antara.
Membina atlet muda juga menjadi latihan kesabaran buat Masruri.
Ia masih ingat saat Kejuaraan Nasional (Kejurnas) pertama untuk Tera yang gagal total sebelum pertandingan dimulai.
“Latihan resmi dia ada, tapi mendadak sakit disengat kalajengking jadi batal tanding."
"Saya merasa jengkel juga waktu itu, tapi saya tetap bilang sama dia tolong latihan, tolong latihan,” katanya.
Berbagai pengorbanan bagi Masruri juga menjadi motivasi untuk berhasil membina atlet-atlet muda Indonesia.
“Motivasi saya sebagai pelatih harus menciptakan atlet yang nantinya prestasinya di atas saya,” ujarnya.
Berkat ketekunan pelatih dan kerja keras atlet, kemenangan menjadi sejarah indah bagi Tera dan Masuri, dan juga Indonesia.
Catatan Prestasi Terus Naik dari Tahun ke Tahun
Sebelumnya, Tera telah menembus lima besar nomor 10m running target saat Kejuaraan Dunia 2022 dan menjadi juara di Kejuaraan Asia 2021.