Berita Kudus

Ini Dia Motif Batik Ajaran Sunan Muria yang Diproduksi Kampung Budaya Piji Wetan Kudus

Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah perempuan terlihat sedang melihat kain-kain batik diproduksi Kampung Budaya Piji Wetan Kudus.

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS — Pegiat Kampung Budaya Piji Wetan Kudus membuat batik tulis yang mengadaptasi folklore atau cerita rakyat tentang filosofi Pagar Mangkok.

Kegiatan ini dilakukan untuk lebih mengenalkan ajaran Sunan Muria beserta nilai dan kearifan lokalnya. 

Falsafah Pagar Mangkok dimaknai sebagai ajaran berbagi dan bersedekah kepada tetangga baik di kiri ataupun di kanan rumah. Hal ini sebagai upaya dalam menjaga tali silaturahmi agar lingkungan tetap harmonis.

Satu di antara pembatik di Kampung Budaya Piji Wetan Kudus, Rifah mengaku menuliskan folklor Pagar Mangkok ke dalam batik. Hal ini juga upaya untuk melestarikan warisan leluhur.

"Ajaran ini perlu disampaikan, satu di antaranya dengan media batik agar tidak punah. Dalam Pagar Mangkok juga ditambahkan ornamen Jambu Piji, sebagai tumbuhan endemik yang tumbuh subur di sini," tuturnya, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Kampung Budaya Piji Wetan Sebarluaskan Folklor Kemuriaan Lewat Film

Baca juga: Belajar Mengenal Kuliner dan Dolanan Tradisional di Kampung Budaya Piji Wetan Kudus

Baca juga: 31 Kaligrafi Dipamerkan di Kampung Budaya Piji Wetan Kudus


Dia berharap, kain batik bermotifkan Pagar Mangkok ini tidak hanya sebagai ageman atau pakaian yang hanya sekedar memilik nilai filosofis.

Namun motif yang dari ajaran Sunan Muria itu, bisa diamplifikasikan ke publik luas agar tetap abadi dan bisa dikenal hingga seluruh dunia.

Selama proses pembuatan batik, melibatkan ibu-ibu PKK di Dukuh Piji Wetan untuk membuat batik Pagar Mangkok. 

Setelah produk batik tersebut selesai, kain batik itu juga dapat digunakan menjadi produk sarung, jarik dan bawahan.

Batik Pagar Mangkok saat ini sudah tersedia di KBPW store. Untuk batik tersebut dijual dengan harga mulai dari Rp 100 ribu per kainnya. 

Dia berharap, semakin banyak orang yang mengetahui dan mengenal adanya batik tulis yang diadaptasi dari folklor lokal. (Rad)

 

Berita Terkini