Sedangkan pada peta street view atau peta yang bisa menunjukkan gambar dari suatu lokasi, Google Maps mengandalkan dokumentasi yang diambil dari kendaraan dengan menggunakan kamera 360 derajat.
Proses dokumentasi itu juga tidak dilakukan oleh Google Maps sendiri, melainkan melibatkan kerja sama dengan perusahaan atau organisasi lain sebagai pihak ketiga. Intinya, kumpulan citra satelit dan data geospasial yang bisa tampil di Google Maps bukanlah pekerjaan tunggal.
Dari cara kerja Google Maps tersebut, bisa diketahui bahwa penunjuk arah di aplikasi ini bertumpu pada kumpulan data, sebagaimana dilansir Forbes.
Sementara itu, mengumpulkan data dari berbagai wilayah di seluruh negara adalah pekerjaan yang panjang. Tidak menutup kemungkinan juga ada beberapa wilayah yang belum terkumpulkan datanya.
Apabila data yang dikumpulkan atas suatu wilayah tidak lengkap maka Google Maps mungkin bisa menampilkan informasi yang tidak akurat. Ketidakuratan informasi akibat keterbatasan data itu yang mungkin menjadi salah satu penyebab Google Maps sering membuat kesasar.
Pengguna yang mengatur penunjuk arah Google Maps ke lokasi tujuan, padahal data geospasialnya tidak lengkap, bisa jadi pengguna malah kesasar. Keterbatasan data geospasial atau direktori lokasi pada Google Maps yang memungkinkan penunjuk arahnya jadi tidak tepat tampaknya diakui oleh Google.
Hal ini dibuktikan dengan adanya layanan pelaporan kesalahan arah yang dibuat Google Maps. Jadi, pengguna bisa melaporkan apabila Google Maps salah dalam membuat arah dan menyampaikan detail informasinya.
Dengan adanya layanan ini, artinya Google Maps tidak luput dari kesalahan menunjukkan arah.
Demikianlah penjelasan mengenai penyebab Google Maps sering membuat kesasar, yang salah satunya muncul karena direktori lokasi atau data geospasialnya masih terbatas atau belum terlalu lengkap, semoga bermanfaat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Google Maps Bisa Bikin Kesasar? Begini Penjelasannya"